Laman

Senin, 03 November 2014

Dzikir-5

Keutamaan Berdzikir Kepada Allah
Apabila benar-benar mengerjakan dzikir menurut cara yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya, sedikitnya ada dua puluh keutamaan yang akan dikarunikan kepada yang melakukannya, yaitu:

Dzikir-4

Dari Darda Ra: bersabda Rasulullah Saw "Maukah kalian saya beritakan sesuatu yang lebih baik dari amal-amal kalian, lebih suci dihadapan penguasa kalian, lebih luhur di dalam derajat kalian, lebih bagus bagi kalian dari pada menafkahkan emas dan perak, dan lebih bagus dari pada bertemu musuh kalian (berperang) kemudian kalian menebas leher-leher mereka atau merekapun

Dzikir-3

Sebagian ulama lain membagi dzikir menjadi dua yaitu: dzikir dengan lisan, dan dzikir di dalam hati. Dzikir lisan merupakan jalan yang akan menghantar pikiran dan perasaan yang kacau menuju kepada ketetapan dzikir hati; kemudian dengan dzikir hati inilah semua kedalaman ruhani akan kelihatan lebih luas, sebab dalam wilayah hati ini Allah akan mengirimkan pengetahuan berupa ilham.

Dzikir-2

Peristiwa diatas merupakan sikap sempurna dari Dzikir Rasulullah. Keadaan seperti itulah yang dimaksudkan Islam sebagai kepasrahan dan kepercayaan akan kekuasaan Allah, perlindungan, kedekatan dan kemahatinggian Allah diatas segala-galanya. Dzikir kepada Allah bukan hanya sekedar menyebut nama Allah di dalam lisan atau didalam pikiran dan hati.

Makna Dzikrullah-1

Kita mengetahui bagaimana bintang-bintang itu beredar pada porosnya sebagai-mana mengetahui tumbuh-tumbuhan, gunung-gunung berdiri dan bergerak meng-ikuti sunnah-Nya, sesungguhnya semuanya itu bersujud dan bertasbih kepada khaliknya. Akan tetapi kita tidak mengetahui bagaimana cara mereka bersujud dan bertasbih. Firman Allah:

RENKARNASI DALAM ISLAM

Dalam hal Renkarnasi dalam islam sudah bukan hal baru yang banyak diperbincangkan ataupun diperdebatkan, apakah benar ada Renkarnasi dalam Ajaran Islam, sejatinya tidak pernah ada dalil yang secara langsung menjelaskan adanya Renkarnasi, ataupun juga dari Hadits-Hadits yang ada juga tidak pernah membahas adanya Renkarnasi dalam Ajaran Islam, Hal ini

Kesaksian Para Ulama Fikh Tentang Ulama Sufi

Imam Abu Hanifa (81-150 H./700-767 CE)
Imam Abu Hanifa (r) (85 H.-150 H) berkata, "Jika tidak karena dua tahun, saya telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Ja'far as-Sadiq dan mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar".

Makna Syariat

Dalam makna syariat, umunya sering terjebak dalam pengertian sempit sehingga tak jarang kehilangan substansinya. Dan akibatnya, hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga yakni pembuka jalan menuju "kebenaran syariat". Sikap terhadap shalat misalnya, betapa banyak nilai penghayatan dan kekhusyu'an yang terabaikan.