Laman

Kamis, 16 Oktober 2014

THE CIRCLE OF LOVE - (Jurang Pengabdian)

Tarikat, kata Rumi adalah “bukan jalan bagi orang yang mudah pecah seperti botol kaca. Jiwa yang diuji di sini dengan ancaman nyata. Apakah ancaman ini yang menunggu salik? Bagaimanakah kedalaman kesedihan yang membuat kita harus menghadapinya? Bisalah kita bersiap-siap atau apakah satu-satunya persiapan adalah keinginan kita untuk menghadapi apapun

THE CIRCLE OF LOVE - (Kualitas Ilahiyah dan Tanggung Jawab)

Kita memerlukan daya dalam tarikat. Daya untuk menghadapi bayangan, dan membebaskan kita dari pengkondisian dan tarikan kolektif. Kita perlu daya untuk menjadi diri kita sendiri dan hidup dalam keilahiyahan kita sendiri, untuk meninggalkan cengkeraman ego ke dalam gelanggang jiwa, untuk mengikuti jalan cinta, di dunia yang telah melupakan Dia. Kita perlu mendaptkan

THE CIRCLE OF LOVE - (Mengheningkan Pikiran)

Kita perlu daya untuk menemukan cahaya terpendam dan mengangakatnya ke permukaan. Kita perlu daya untuk memerangi hawa nafsu, untuk mentrasnformasikan sifat bawah kita. Kita perlu daya untuk menguasai emosi kita, sehigga ketunggalan pencarian kita tidak terganggu oleh suasana hati dan perasaan tak menentu. Walau pun kita perlu menerima perasaan kita, membolehkan

THE CIRCLE OF LOVE - (Transformasi Dan Kegagalan)

Masing-masing kita berperang dalam jihad besar, perang melawan hawa nafsu.  Kemungkinan bagi pria, peperangan ini lebih jelas terlihat. Walau demikian, wanita juga harus menyadari sifat dayanya dan belajar kebijasanaan menguasai diri. Hubungan yang sadar bagi sifat instingtualnya harus digapai, yang seringkali berarti menghadapi rasa bersalah dan malu yang menutupi

THE CIRCLE OF LOVE - (Jihad Besar)


Suatu saat, aku pernah menjadi budak: hawa nafsu adalah tuanku, Hawa nafsu kemudian menjadi pelayanku; aku terbebas: Meninggalkan apa yang diburu manusia, aku mencari kehadiranMu, Sebatang kara, aku menemukan Engkau sebagai sahabatku. (Al-Ghazali).