Laman

Minggu, 19 Oktober 2014

THE CIRCLE OF LOVE - (PUSAT YANG TAK TERLIHAT~ Melupakan Kesalahan Kita)

Perlahan-lahan , fokus perjalanan kita bergeser dari perkerjaan batin memoles cermin hati kita kepada kesederhanaan untuk hidup sehari-hari dengan hati yang merupakan milik Tuhan. Tahun–tahun awal dari memoles, dibutuhkan untuk mengerti sifat hati yang sesungguhnya, untuk memadang bagaimana cermin itu dapat merefleskikan cahayaNya ke dunia.

THE CIRCLE OF LOVE - (PUSAT YANG TAK TERLIHAT~ Pengingatan Akan Dirinya Sendiri)


Selama bertahun-tahun, kita telah mengidentifikasi tarikat melalui perjuangan dan kerja batin kita sendiri. Kerja ini membawa hasil, ganjaran berupa individualisasi dan merasakan keutuhan diri sendiri. Kita dapat mentransformasikan sebagian bayangan kita dan kemudian membuat hubungan dengan rekan batin kita, “dewa atu dewi” dimana kita pertama kali memproyeksikan

THE CIRCLE OF LOVE - (PUSAT YANG TAK TERLIHAT~ Ukiran Dalam Hati)


Ada rahmat khusus yang diberikan bagi mereka yang mencari Dia. Memandang ke arahnNya, bahkan dalam kegelapan kebingungan dan keporak-porandaa kita, kita telah menarik cahayaNya. Cahaya ini adalah daya penyembuh yang menata kembali diri kita sesuai dengan ukiran Dia yang dibawa dalam diri. Ukiran ini distempelkan dalam hati kita dan diaktifkan oleh energi tarikat,

THE CIRCLE OF LOVE - (PUSAT YANG TAK TERLIHAT~ Turun Menuju Kegelapan)


Tentu saja ada harga yang harus dibayar dari perjalanan menuju keutuhan ini. Salah satu paradoks dari tarikat adalah bahwa walaupun hal-hal spiritual itu diberikan sebagai hadiah, kita harus membayarnya dengan darah dan air mata untuk bisa menerimanya. Kita harus dicabik-cabik agar dapat dibuat utuh. Tahun pertama di tarikat, membawa pertentangan sekaligus pula

THE CIRCLE OF LOVE - (PUSAT YANG TAK TERLIHAT~ Lingkaran Ketuhanan)


Memasuki tarikat, kita masuk ke lingkaran keutuhan kita. Dalam beberapa tahun di tarikat, terjadi pemyembuhan , saat perbedaan dan aspek kontradiksi dari Diri yang menyatu, terangkum dalam lingkaran keutuhan kita. Kita diijinkan menjadi diri kitra sendiri dalam cara yang terdalam dan terlengkap. Keadaan penerimaan yang kuat ini, tidak dapat dibesar-besarakan karena