Laman

Jumat, 11 Januari 2019

PERJALANAN SPIRITUAL TUJUH TEMPAT YANG MENGGODA

Dalam ajaran cara menuju Tuhan (Tariqat) merupakan jalan Rahasia mencapai Ridha Illahi, dengan mengikuti cara Guru Ruhani yang membimbing salik, yang berpondasi pada Al-Quran dan Hadits, semua rujukannya haruslah benar sesuai tuntunan Rasulullah,  Ilmu metafisika yang benar berdiri diatas Fisika yang benar,  aturan syarat rukunnya haruslah benar pula.

Jalan Tariqat adalah jalan yang sangat halus, orientasinya pada Qolbu Hati untuk memurnikan Ruh kembali pada Fitrahnya, karena hati itulah sumber dari segala malapetaka, disitulah pangkal dari segalanya,  sebagaimana Hadits Rosulullah "Jika hati itu baik maka baik pula semauanya".

Kadang kita sibuk beribadah, bahkan siang malam kita habiskan hanya untuk tujuan ibadah kepada Tuhan, sehingga kita tampak dimata manusia adalah sosok ahli ibadah, tak jarang pakaian yang kita gunakanpun ala ahli ibadah, sampai kita lupa bahwa ada bagian yang sangat halus didalam diri yang terus ditempati oleh Iblis yang sangat halus, jika tempat yang halus itu ditempati Iblis, maka Rusaklah semua perbuatan kita, walaupun yang kita lakukan adalah Ibadah kepada Tuhan, tanpa kita sadari Ibadah yang kita lakukan hanyalah mengikuti Hawa Nafsu bisikan Iblis, begitu halusnya Iblis menggiring kita untuk beribadah, dengan iming-iming Surga ataupun syahid. Astagfirullah....

Begitu halusnya, kita bisa melihat perbuatan perbuatan yang sudah jelas dilarang oleh Rasulullah seperti jangan Berzina, judi, khamar, membunuh, fitnah, gunjing dan sebagainya ini jelas  bisa kita lihat dan bisa kita pilah dengan akal kita, tetapi jika Bisikan Iblis itu masuk ke rana Ibadah kepada Tuhan sungguh begitu sangat sangat halus, sehingga kitapun tidak dapat merasakan bahwa yang kita lakukan adalah suruhan bisikan Iblis.

Jalan Tariqat merupakan metode/cara pembersihan hati, tempat dimana Iblis itu bersarang di dalam  diri kita, mengasingkan diri dari ikatan dunia, bukan berarti kita menyendiri disuatu tempat dan terasing, maksudnya kita melepas segala ikatan Dunia dengan Hati kita, apapun bentuk dunia, Harta, Tahta, wanita, anak, dan segala jenis dunia tidak melekat dihati, sehingga kita tidak lagi merasakan kehilangan jika semua itu (Dunia) pergi dari kehidupan kita.

Didalam hati kita ada Tujuh tempat bersemayamnya Iblis, disitulah tempat perebutan, sedetik saja kita lalai maka Iblis akan masuk, ketujuh tempat ini benar benar harus dijaga sepanjang waktu, sampai akhir hayat barulah tugas kita selesai.

Tujuh Latifah tersebut adalah :

1. Latifatul Qolbi
2. Latifatul Ruh
3. Latifatul Sirri
4. Latifatul Khafi
5. Latifatul Akhfa
6. Latifatul Nafsun Natiqah
7. Latifatuk Khulil Jasad

(Cara dan metode, penjelan, pelaksanaanya tidak dapat kami jelaskan, karena itu merupakan Adab, sehingga kami tetap menjaganya)

Semua tempat tersebut merupakan keindahan, yang harus dijaga, menaklukkan Iblis yang bersemayam didalamnya dengan Zikrullah, memasukkan Dzat Allah kedalamnya, karena Allah bersama dengan Nama-Nya, barulah mungkin Iblis itu dapat takluk, tak ada satu bentuk wujud ibadah yang mampu mengalahkan Dimensi Iblis kecuali hanya Tuhan sendiri yang menaklukkannya, itu sebabnya hadits Nabi menjekaskan Jika hati itu baik maka baik pula semua perbuatannya,  jika hati itu rusak maka rusak pula semua perbuatannya sekalipun ia seorang ahli ibadah.

Bagaimana kita dapat mengalahkan Iblis yang Ilmunya sangat-sangat hebat, hidupnya sudah jutaan tahun, sedangkan kita baru kemarin, apalagi hanya mengandalkan Ibadah versi kita saja, dimakan kita dengan Iblis, Nabi Adam ditipu Iblis didalam Surga, bukan dipasar malam Adam ditipu, begitu Dahsyatnya Tipuan Iblis, begitu sangat-sangat halusnya bujuk rayunya, manamungkin kita dapat mengalahkannya dengan cara kita sendiri, haruslah beserta Tuhan barulah bisa.

Itulah perlunya pembersihan Qolbu melalui metode,  cara,  jalan yang bukan biasa-biasa saja, tetapi dengan cara yang luar biasa, lebih extra, dan sungguh-sungguh disetiap detik hembusan nafas adalah melawan bujuk rayuan Iblis, tidak boleh lalai walau hanya sehembusan nafas dan waktunya seumur hidup.

Seiring waktu, jika kita tetap Istiqamah melawan Iblis dengan metode Zikrullah, maka ketujuh tempat tersebut akan berganti Nur Tuhan, dimana ada Nur Tuhan maka disitulah DIA.... , semua gerak, tingkah laku perbuatan adalah Kehendak-Nya, tidak jarang akan ada berbagai Kelebihan yang ditawarkan Oleh Tuhan, Kehebatan,  Ilmu, Pengetahuan dan berbagai Karomah yang Tuhan berikan, ini adalah cara Tuhan menguji Keikhlasan, Tuhan menawarkan kelebihan-kelebihan kepada hamba yang taat, disinilah letak kita memilih, apakah kita sudah puas dengan apa yang telah kita lakukan, ataukah kita tidak peduli dengan apa-apa yang Tuhan tawarkan.

Kita sudah banyak mendengar, melihat, orang-orang yang mendapatkan karomah, namun dalam perjalanannya mereka puas dengan apa yang didapatkannya, mereka tertarik dengan karomah itu, lalu lupa Tujuannya "ILLAHI ANTA MAQSUDI WARODIKA MATLUBI" sehingga Tuhan membiarkannya, kemudian Iblis masuk menggantikannya, Iblis yang begitu Hebat ilmunya dapat meniru segala sesuatu, tanpa disadari Tuhan sudah tidak ada dalam Qolbunya, hanya Iblis yang bersemayam disana.

Dalam dimensi ini Seorang Syeih besar BAHAUDIN NAQSABANDI Pernah berpesan kepada Murid-muridnya:

"SUATU SAAT KALIAN AKAN BERADA PADA MAQOM SANGAT TINGGI, BISA TERBANG,  KEBAL BISA MENGHILANG, BAHKAN BISA MENGHIDUPKAN ORANG MATI. AKAN TETAPI INGATLAH WAHAI MURIDKU, BAHWA ITU BUKAN MAQOM KALIAN, TETAPI ITU MAQOM GURUMU. KALAU KALIAN TETAP DISITU, TANPA SADAR AKAN DISUSUPI OLEH SYEITAN, KEMBALIKAN SEMUA ITU KEPADA-NYA, DAN TERUSLAH MERENDAH, DAN MENJADI MURID YANG BAIK, GURU ITU ADALAH MURID YANG SIDDIQ DARI GURUNYA."

Saat berada disituasi itu, seorang murid harus tetap pada tujuannya Hanya Allah dan Ridha-Nya yang dituju, Patuh pada Guru, merendah serendah-rendahnya, Guru mengetahui segalanya, saat maqom murid naik ataupun tidak, saat murid tulus ataupun tidak, tidak ada yang tersembunyi dimata Sang Guru.

Adab kepatuhan pada guru adalah Kunci segalanya, jangan pernah membandingkan guru kita dengan yang lainnya, bahkan Jika ada Nabi Khaidir datang menawarkan permintaan, tetap Cukuplah hanya  sang Guru sebagai pegangan.

Tidak ada komentar: