Bagian terakhir dari pembahasan kita kali
ini adalah menjawab pertanyaan : Untuk apa kita mempelajari Ruh dan
Jiwa? Kenapa nggak cuek aja? Toh, dipelajari atau tidak, Ruh dan Jiwa
itu sudah ada di dalam tubuh dan terlibat dalam kehidupan kita? Orang
Jawa mengatakan untuk mengetahui: 'sangkan paraning dumadi' alias asal
usul dan tujuan kehidupan.
Minggu, 09 November 2014
Ditahan Sementara atau Selamanya
Berkaitan dengan terlepasnya Jiwa dari
badan, Allah mengatakan bahwa Jiwa seseorang bisa ditahan sementara atau
selamanya oleh Allah. Orang-orang yang tertidur disebut Allah sebagai
orang yang Jiwanya ditahan sementara. Sedangkan orang mati, Jiwa ditahan
selamanya, sampai waktu yang ditentukan. Yaitu, hari Kebangkitan.
Saat Berpisahnya Badan dan Jiwa
Kematian adalah misteri kedua, yang terkait
dengan Jiwa dan Ruh. Misteri yang pertama adalah kehidupan itu sendiri.
Pertanyaan. tentang 'Bagaimana terjadinya kematian' tidak kalah
misteriusnya dengan pertanyaan tentang: 'bagaimana terjadinya
kehidupan'. Ya, munculnya kematian dan kehidupan adalah misteri
yang tiada pernah berakhir diperbincangkan
Setiap yang Berjiwa Pasti Mati
Allah menegaskan dalam banyak ayatNya, bahwa yang
berjiwa pasti akan mengalami kematian. Bukan hanya manusia, melainkan
juga tumbuhan, dan binatang. Hal itu di antaranya dikemukakan Allah pada
ayat-ayat berikut ini. QS. Al Anbiyaa (21) : 35 "Tiap-tiap
yang berJiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan
Kekuatan Berpikir Positif
Apa yang terjadi pada kita hari ini, adalah apa
yang pernah kita pikirkan di masa lampau. Beberapa waktu yang lalu,
tanpa sengaja saya menemukan buku harian saya ketika saya masih SMA.
Saya sempat terkejut, karena di sana ada beberapa doa yang pernah saya
panjatkan kepada Allah, yang kini telah menjadi kenyataan. Saya tidak
perlu menyampaikan detail do'a itu kepada
Misteri Kotak Hitam
Misteri yang sampai sekarang belum sepenuhnya
dipahami oleh banyak kalangan adalah: bagaimanakah mekanisme berubahnya
'energi kehendak' menjadi gerakan yang bersifat fisik. Dengan kata lain,
berubahnya Energi Makna menjadi Energi Mekanik atau energi listrik. Contoh
konkretnya begini: ketika seseorang berkehendak menggerakkan tangannya,
tiba-tiba saja
Hipnotisme
Masih terkait dengan kekuatan Otak dan Jiwa yang
memancarkan energi secara langsung itu, saya kira menarik untuk
membicarakan hipnotisme. Kebetulan, ketika sedang dalam proses penulisan
ini, di sebuah stasiun televisi ada tayangan acara hipnotisme. Pemain
utamanya adalah Romy Rafael. Apa yang dia sajikan, saya kira
sangat menarik untuk kita simak, karena
Menyimpan Kekuatan Dahsyat
Kekuatan terbesar seorang manusia tersimpan di
dalam Jiwanya. Dibandingkan dengan kekuatan yang ada pada badan atau
ototnya, Jiwa memiliki kekuatan yang jauh lebih menakjubkan. Dan secara
lahiriah, kekuatan Jiwa itu ditampakkan lewat kekuatan otaknya. Kalau
diukur secara bertingkat, kekuatan otot adalah yang paling 'kasar' dan
'lemah' dibandingkan dengan potensi lain
Aktivitas Kelistrikan Otak
Salah satu aktivitas otak yang paling dominan
adalah munculnya sinyal-sinyal listrik. Setiap kali berpikir, otak bakal
menghasikan sinyal-sinyal listrik. Bahkan sedang santai pun
menghasilkan sinyal-sinyal listrik. Apalagi sedang tegang dan stress.
Sinyal itu dihasilkan oleh sel-sel yang jumlahnya sekitar 100 miliar di
dalam otak kita. Jadi, sebanyak bintang-bintang di sebuah galaksi.
Pancaran Gelombang Otak
Mempelajari aktivitas otak, berarti juga
mempelajari aktivitas Jiwa. Kenapa demikian? Karena seperti telah kita
bahas di depan, Jiwa adalah program-program istimewa yang dimasukkan ke
dalam sel-sel otak oleh Allah. Dan program-program itu lantas
berkolaborasi membentuk suatu sistem di dalam organ otak. Karena itu,
setiap apa yang dihasilkan otak adalah pancaran dari aktivitas Jiwa
kita.
Kekuatan Otak, Kekuatan Jiwa
Jiwa adalah sumber kekuatan seseorang. Orang yang
Jiwanya lemah, akan tampil sebagai sosok yang lemah. Sedangkan orang
yang berjiwa kuat akan tampil sebagai sosok yang 'kuat' pula. Tentu
saja, bukan sekadar dalam arti fisik. Melainkan 'kekuatan' pribadinya
dalam menghadapi gelombang kehidupan. Orang yang memiliki Jiwa
kuat, bukan hanya berpengaruh pada keteguhan
Ruh, Jiwa dan Program Ilahi
Sejauh ini, kita membahas struktur dan fungsi otak
dalam skala organ. Bukan skala seluler atau apalagi biomulekuler.
Padahal, dalam skala organik itu banyak pertanyaan yang tidak bisa
dijawab, karena substansinya berada di tingkat seluler atau malah
molekuler. Bagian yang paling misterius di otak adalah bagaimana
bisa muncul perintah-perintah cerdas yang menjadikan
Otak Fisik dan Otak Batin
Sebagaimana saya sampaikan di depan, bahwa otak
memiliki dua sisi yang berbeda dalam eksistensinya. Sisi yang pertama
adalah struktur otak. Ia diwakili oleh partikel-partikel materi yang
membentuk atom, kemudian atom-atom itu membentuk molekul, lantas
molekul-molekul membentuk unit terkecil penyusun makhluk hidup yang
disebut sel.
Mekanisme Kerja Otak
Otak manusia dengan segala sistem sarafnya
terbentuk tidak sekaligus. Ia tumbuh dan terbentuk secara berangsur
angsur sejak dari dalam perut ibu sampai beranjak dewasa. Otak dan
sistem saraf secara berkelanjutan mengalami penyempurnaan. Artinya,
kemampuan dan kedewasaan otak terus mengalami perkembangan seiring
dengan waktu dan tumbuh kembangnya si manusia.
Struktur dan Fungsi Otak
Ada kecurigaan yang masih perlu dikaji lebih
mendalam, bahwa jiwa berada di balik struktur otak manusia. Kenapa ada
kecurigaan seperti itu? Karena dalam berbagai data klinis yang dicermati
oleh para dokter jiwa maupun saraf, menunjukkan kaitan sangat erat
antara kualitas Jiwa dengan kualitas otaknya. Jika otak seseorang
mengalami gangguan secara medis, atau mengalami
Misteri Tiada Akhir
Misteri tentang Jiwa dan Ruh adalah misteri
sepanjang sejarah kemanusiaan. Berbagai sudut pandang telah
dikembangakan untuk memahami jiwa dan Ruh. Namun tidak pernah memuaskan.
jiwa dan Ruh selalu menyisakan sesuatu yang di luar kefahaman kita. Kini,
kita mencoba membahas rahasia itu dari sudut pandang yang lebih
holistik, mudah-mudahan bisa melengkapi
Kesadaran Tauhid
Inilah tingkat Kesadaran yang paling tinggi. Sebuah
tingkat lanjut dari proses Kesadaran Spiritual. Kesadaran ini bakal
tercapai oleh mereka yang telah menjalani Kesadaran Spiritual dalam
kurun waktu tertentu. Biasanya bertahun, atau berpuluh tahun. Kesadaran
Tauhid dicirikan oleh menyatunya segala kepahaman menjadi tauhidullah,
alias mengEsakan Allah semata.
Kesadaran Spiritual
Kesadaran tingkat ketiga adalah 'Kesadaran
Spiritual'. Kesadaran tingkat ini mulai menggeser tumpuan pemahamannya,
dari rasionalitas di kesadaran tingkat kedua, menjadi bertumpu pada
kefahaman yang lebih mendalam. Dia mulai melihat adanya realitas yang
tidak teramati oleh ilmu pengetahuan empirik dan pendekatan rasional.
Kesadaran Rohani/ Ilmiah
Seseorang yang telah memiliki banyak pengalaman,
dan sudah makan asam garam kehidupan bakal berusaha memahami realitas
kehidupan ini dengan melakukan eksplorasi lebih jauh, daripada sekadar
bertumpu pada panca indera. Mereka akan mengambil pelajaran dari
pengalaman orang-orang lain. Bahkan, akan menyimpulkan dari berbagai
penelitian yang berkait dengan masalah tersebut.
Kesadaran Inderawi
Sebelum melangkah lebih jauh, saya ingin menegaskan
sekali lagi, bahwa yang kita maksud 'Kesadaran' bukan sekadar melek
atau terjaga, tetapi kemampuan 'memahami dan merasakan' suatu interaksi. Kesadaran
inderawi adalah tingkat kesadaran terendah dalam diri seseorang yang
berfungsi ketika ia melakukan interaksi tertentu dengan lingkungannya.
Karena
Glasgow Coma Scale
(Eye, Verbal, Motoric scale: 4, 5, 6)
Mata 4 : membuka mata tanpa stimulasi dalam kondisi terjaga penuh.
3 : bisa membuka mata jika distimulasi ditepuk tepuk badannya
2 : bisa membuka mata hanya jika disakiti
1 : tidak bisa membuka mata no respon
Mata 4 : membuka mata tanpa stimulasi dalam kondisi terjaga penuh.
3 : bisa membuka mata jika distimulasi ditepuk tepuk badannya
2 : bisa membuka mata hanya jika disakiti
1 : tidak bisa membuka mata no respon
Kesadaran
Apakah yang dimaksud dengan kesadaran? Dalam
konteks ini, kita membedakan antara 'sadar' dengan ‘terjaga’. Sadar
terkait dengan 'menyadari' dan 'memahami' sesuatu yang terjadi pada
dirinya atau lingkungan sekitarnya. Sedangkan terjaga adalah sekadar
'melek' alias tidak tertidur atau tidak pingsan.
Akal
Agar terjadi pembahasan yang terfokus tentang akal
dan kesadaran, maka saya kira kita perlu terlebih dahulu memberikan
batasan alias definisi kepada yang disebut akal dan kesadaran. Apakah
sebenarnya yang disebut ‘Akal’? kalau kita 'rasakan' dan mencermati
dalam diri kita masing-masing, saya kira kita akan bersepakat kalau
mendefinisikan 'Akal' sebagai :
Akal dan Kesadaran
Pemahaman berikutnya untuk menguak misteri Jiwa dan
Ruh adalah berkaitan dengan Akal dan Kesadaran. Keberadaan Jiwa terkait
sangat erat dengan akal. Dan kemudian juga terkait erat dengan
kesadaran seseorang. Hal itu bisa kita amati langsung dari
sekitar kita. Orang yang Jiwanya terganggu, pasti juga mengalami
gangguan pada akal dan kesadarannya,
Posisi Ruh
Untuk mengetahui posisi Ruh, terlebih dahulu kita
samakan persepsi tentang fungsinya. Bahwa fungsi Ruh adalah seperti
Operating System dalam sebuah komputer atau robot. Ia sekaligus juga
berfungsi sebagai ‘sumber kehidupan’. Pada sebuah komputer atau
robot, bayangkan ia memperoleh aliran listrik 'kehidupannya' dari sebuah
sumber listrik bisa berupa baterai
Dimanakah Jiwa dan Ruh
Pertanyaan yang sangat mendasar tentang Jiwa dan
Ruh adalah posisi keberadaannya. Dimanakah Jiwa dan Ruh berada? Di
sekitar kita banyak pendapat yang menggambarkan tentang posisi Jiwa dan
Ruh tersebut. Ada yang menggambarkan lepasnya Ruh dan Jiwa dari
ubun-ubun. Kadang digambarkan sebagai seberkas sinar yang terlepas dari
puncak kepala seseorang.
Jiwa, Program Aplikasi
Pada robot, listrik dan sistem operasinya belum
bisa menyebabkan ia memiliki fungsi dan aktivitas yang sempurna. Robot
masih membutuhkan software alias program aplikasi yang menyebabkan ia
bisa berfungsi sesuai perintah desainernya. Jika ia robot
penyanyi, maka di dalam 'otak' komputernya harus dimasukkan program yang
berkaitan dengan fungsi menyanyi itu.
Ruh, Sistem Operasi
Sebuah robot tidak bisa 'hidup' jika tidak dialiri
listrik. Robot juga tidak bisa beroperasi jika di dalam sistem
komputernya tidak diberi program dasar yang mengendalikan seluruh sistem
bekerjanya kehidupan robot. Meskipun ia sudah didesain dan
dibangun dengan struktur yang canggih. Bahan baku badannya sudah dipilih
yang paling bagus, ringan, kuat dan lentur.
Analogi Robot, Manusia Tiruan
Perumpamaan yang agak mendekati realitas untuk
menggambarkan fungsi-fungsi dalam diri manusia, barangkali, adalah
Robot. Entah sengaja atau tidak, robot didesain memiliki 3 bagian
penyusun ‘kehidupannya’. Yaitu, Badan Robot, Operating system (sistem
operasi dan kelistrikan), dan Program Aplikasi. Badan robot
didesain sedemikian rupa sehingga bisa menirukan
Perbedaan Jiwa dan Ruh
Sebelum kita melangkah lebih jauh membahas Jiwa,
ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui perbedaan Jiwa dengan Ruh.
Sebab, banyak di antara kita yang merancukan keduanya. Sebagaimana
saya sampaikan di depan, bahwa infomasi tentang Ruh di dalam Al-Qur’an
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jiwa. Dalam jumlah yang sedikit
itu pun,
Apakah Jiwa, Apakah Ruh
Informasi tentang Jiwa dan Ruh tersebar di dalam
Al-Qur’an dalam kadar yang berbeda. Perbedaan itu terkait dengan jumlah
ayat yang menerangkannya maupun makna dalam penggunaannya. Kata
'Jiwa' di dalam Al-Qur’an diwakili dengan kata ‘nafs’. Meskipun makna
'nafs' ini, secara umum bisa diartikan sebagai 'diri'. Penggunaan kata
nafs yang menggambarkan 'jiwa'
Badan, Jiwa dan Ruh
Rahasia terbesar dalam kehidupan manusia adalah: asal usul munculnya kehidupan! Ribuan tahun sepanjang peradaban
manusia itu sendiri pertanyaan ini terus mengalir. Dan sepanjang sejarah
itu pula, jawabannya juga terus menggantung. Setiap zaman dan
setiap generasi memuncul kan tokoh dan pendapat tentang misteri
munculnya kehidupan itu. Namun
JIWA
Yang pertama sekali kita perhatikan adalah sosok "JIWA"
Allah berfirman: "Demi jiwa dan Dia yang menyempurnakannya dan memperkenalkannya kepadanya keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya (Qs 91: 7-10)
Allah berfirman: "Demi jiwa dan Dia yang menyempurnakannya dan memperkenalkannya kepadanya keburukannya dan kebaikannya. Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan jiwa itu, dan merugilah orang yang mengotorkannya (Qs 91: 7-10)
Dzikir-7
Bila mungkin, carilah tempat atau ruangan, yang terbebas dari gangguan, agar bathin anda merasa aman dan tenang. Duduklah yang enak agar anda dapat mengendorkan otot-otot dan membebaskan ketegangan syaraf. Lepaskan ketegangan dan biarkan otot-otot menjadi lemas, sampai terasa tenang dan damai meresapi seluruh tubuh. Istirahatkan badan dan pasrahkan seluruh jiwa raga. Atau lakukanlah dengan posisi berdiri, hal ini dilakukan untuk menghindari mudah terlena dan tertidur.
Dzikir-6
Kali ini saya akan mengajak pembaca sekalian menyelami kesadaran diri yang sebenarnya, dan mengenali hakikat ruh yang biasa menyebut dirinya "Aku". Dan saya tidak akan lagi bicara soal dalil-dalil. Ibaratnya kita melakukan shalat, kita tidak lagi butuh dalil, akan tetapi kita tinggal memasuki keadaan shalat yang sebenarnya. Diskusi kita sudah selesai dalam hal hukum-hukum berdzikir.
Langganan:
Postingan (Atom)