Laman

Sabtu, 25 Oktober 2014

FUTUUHUL GHAIB (Risalah 11s/d20) - "Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani"

RISALAH-11
Apabila timbul di dalam benakmu keinginan untuk kahwin, padahal kau fakir dan miskin, dan kau tak mampu memenuhinya, maka bersabarlah dan berharaplah senantiasa akan kemudahan dari-Nya, yang membuatmu berkeinginan seperti itu, atau yang mendapati keinginan semacam itu di dalam hatimu, niscaya Ia akan menolongmu, (entah dengan menghilangkan keinginan itu darimu)
atau dengan memudahkanmu menanggung beban hidupmu itu, dengan mengurniaimu kecukupan, mencerahkanmu dan memudahkanmu di dunia dan akhirat.


Lalu Allah akan menyebutmu sabar dan mahu bersyukur, kerana kesabaranmu dan keredhaanmu atas ketentuan-Nya. Maka ditingkatkan-Nya kesucian dan kekuatanmu. Dan Allah berjanji untuk senantiasa menambah kurnia-Nya atas orang-orang yang bersyukur, sebagaimana firman-Nya : "Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Maka bersabarlah, tentanglah hawa nafsumu, dan berpegang teguhlah pada perintah-perintah-Nya. Redhalah atas takdir Yang Maha Kuasa, dan berharaplah akan redha dan kurnia-Nya. Sungguh Allah sendiri telah berfirman: "Hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan menerima ganjaran mereka tanpa batas." (QS. Az Zumar : 10)




RISALAH-12
Apabila Allah Yang Maha Agung melimpahimu kekayaan, dan kekayaan itu memalingkanmu dari kepatuhan kepadaNya, nescaya Ia memisahkanmu dari Nya di dunia dan di akhirat. Mungkin juga Ia mencabut kurniaNya darimu, menjadikanmu papa dan melarat, sebagai hukuman atas kepalinganmu dari Sang Pemberi, dan keterpesonaanmu akan kurniaNya.

Tetapi, bila kau senantiasa patuh kepadaNya, dan tak terpengaruh oleh kekayaan itu, Allah akan menambahkan kurniaNya kepadamu, dan sedikit pun takkan menguranginya. Harta adalah abdimu, dan kau adalah abdi Sang Raja. Kerana itu, hidup di dunia ini berada di bawah kasih sayangNya, dan hidup di akhirat terhormat dan abadi, bersama-sama para shiddiq, para syahid, dan para shaleh.




RISALAH-13
Jangan berupaya menjarah sesuatu rahmat, dan jangan pula berupaya menangkis datangnya sesuatu bencana. Rahmat akan datang kepadamu jika ia sudah ditakdirkan untukkmu, baik kau suka atau pun tak suka. Bencana akan menimpamu, jika itu takdir bagimu, entah suka atau tak suka, dan kau cuba menangkisnya dengan do'a, atau menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan hati demi mendapatkan keredhaanNya.

Berpasrahlah dalam segala hal, agar Ia bertindak melalui dirimu. Jika itu suatu rahmat, bersyukurlah. Dan jika itu suatu bencana, bersabarlah, atau cuba tumbuhkanlah kesabaran dan keterikatan dengan Allah dan keredhaanNya.

Atau cuba rasakanlah rahmatNya di dalam bencana ini, atau menyatulah sedapat mungkin denganNya lewat hal ini, lewat semua sarana spiritual yang kau miliki. Di dalamnya, kau akan digerakkan dari satu maqam ke maqam yang lain dalam perjalananmu menuju Allah, iaitu dalam upaya mentaati dan berakrab dengan perintah sehingga kau dapat berjumpa dengan yang Maha Besar.

Lalu, kau ditempatkan di maqam yang sebelumnya telah dicapai oleh para Shiddiq, para syahid dan para shaleh. Maknanya, kau mencapai keakraban sedemikian rupa dengan Allah hingga memungkinkanmu melihat maqam orang-orang yang telah mendahuluimu menghadap Sang Raja, Penguasa Kerajaan yang Agung, dan orang-orang yang dekat denganNya dan telah menerima segala kenyamanan, kesenangan, keamanan, kehormatan dan rahmat dariNya.

Biarkanlah bencana itu datang, dan jangan rintangi jalannya. Jangan menghadapinya dengan doa. Jangan merasa gundah atas kedatangan dan penghampirannya, kerana panas apinya tak lebih mengerikan daripada kobaran api neraka.

Mengenai manusia terbaik, dan yang terbaik di atas bumi, dan di kolong langit ini, Rasulullah Muhammad saw, diriwayatkan, bersabda: "Sungguh, api neraka akan berseru kepada orang-orang beriman 'Wahai mu'min, cepatlah berlalu kerana cahayamu mematikan nyala apiku' "

Nah, bukanlah nur seorang mu'min yang mematikan nyala api neraka itu, adalah cahaya yang kita temui padanya di dunia ini, dan yang membedakan yang patuh kepada Allah dan yang kafir ? Cahaya inilah yang memadamkan kobaran bencana. Sedang kesejukan kesabaranmu dan kepatuhanmu kepada Allahlah yang memadamkan panas yang bakal menimpamu.

Jadi, bencana yang menimpamu bukanlah untuk menghancurkanmu, tapi mengujimu, mengukuhkan imanmu, menguatkan pilar-pilar keyakinanmu, dan memberimu secara rohani, khabar baik dariNya tentang kehendakNya atasmu. Allah berfirman : "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antaramu; dan agar kami nyatakan hal ehwal kalian. " (QS: 47:31).

Nah, bila keimananmu dengan Allah terbukti dan sedemikian sesuai dengan ketentuanNya - dan hal ini berkat pertolonganNya - maka kau meski tetap bersabar, serasi denganNya dan penuh taat kepadaNya. Jangan biarkan segala pelanggaran terhadap perintah dan laranganNya, baik oleh dirimu sendiri mahupun orang lain. Bila datang perintahNya, dengarkanlah dengan saksama dan segeralah melaksanakannya. Bertindaklah, jangan diam, jangan pasif di hadapan takdir Yang Maha Kuasa, tapi curahkanlah kekuatanmu dan berupayalah memenuhi perintah itu.

Jika kau tak mampu melaksanakan perintah itu, jangan membuang-buang waktu, segeralah kembali kepada Allah. Berlindunglah kepadaNYa, rendahkanlah dirimu di hadapanNYa, mohonlah ampunanNya. Cuba carilah sebab ketakmampuanmu melaksanakan perintahNya, dan untuk terjauhkan dari berbangga atas kepatuhanmu kepadaNya. Mungkin ketakmampuanmu ini disebabkan oleh prasangka-prasangka buruk, atau oleh sikap tak layakmu dalam kepatuhanmu kepadaNya atau oleh kebanggaanmu, atau oleh kebertumpuanmu pada daya upayamu sendiri, atau oleh perbuatanmu sendiri menyekutukanNya dengan dirimu sendiri atau dengan makhlukNya. Akibatnya, Ia menjauhkanmu dari pintuNya dan menolak kepatuhanmu kepadaNYa. Lalu Ia tutup pintu pertolongan bagimu, Ia palingkan kemurahan wajahNya dari dirimu. Ia menjadi marah kepadaMu, dan menjauhkan diri darimu. DibiarkanNya, kau sibuk dengan cubaan-cubaanmu di dunia ini, dengan kedirianmu. Tak tahukah kau, bahawa hal ini membuatmu lupa akan Tuhanmu, dan menutupimu dari penglihatanNya, Ia yang telah menciptakanmu, memeliharamu, dan mengurniaimu sedemikian banyak ni'mat. Waspadalah agar segala sesuatu selain Allah ini tak memisahkanmu dariNya. Maka, jangan mengutamakan sesuatu selain Allah, sebab Dia menciptakanmu semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Maka janganlah berlaku aniaya terhadap diri sendiri, sehingga disibukkan oleh segala yang bukan perintahNya. Yang demikian itu, menjerumuskanmu ke dalam api neraka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan, dan kau pasti menyesal, tapi penyesalanmu tiada guna dan kau berdalih, tapi tiada dalih yang diterima. Kau menangis minta pertolongan, tapi takkan ada pertolongan. Kau cuba menyenangkan Allah, tapi sia-sia.

Kau minta dikembalikan ke dunia, untuk mempersiapkan bekal dan menebus kesalahan, tapi sia-sia. Kasihanilah dirimu, dan gunakanlah segala sarana untuk mengabdi kepada Tuhanmu, seperti akalmu, keimananmu, kecerahan ruhanimu, dan ilmu yang dikurniakan kepadamu. Dan berupayalah menerangi lingkunganmu dengan cahaya ini semua di tengah-tengah kehampaan tujuan. Pegang teguhlah semua perintah dan larangan Allah, dan lewatilah, di bawah petunjuk keduanya, jalan menuju Tuhanmu, Ia yang telah menciptakan dan menumbuhkanmu. Jangan kufur ni'mat kepadaNya, Ia yang telah menciptakanmu dari debu, dan dari setitis mani dijadikanNya kau seorang manusia sempurna. Janganlah menghendaki yang bukan perintahNya, dan jangan menganggap sesuatu itu buruk, bila tak tegas-tegas diharamkanNya. Bila kau serasi dengan perintahNya, seluruh makhluk hormat kepadamu. Bila kau menghinakan segala yang dilarang oleh Allah, maka segala yang tak nampak lari menjauhimu, di manapun kau berada. Allah telah berfirman : " Wahai bani Adam, Akulah Allah, tak ada ilah (sesembahan) selain Aku. Bila Aku katakan 'Jadilah', maka ia akan maujud. Patuhilah Aku, maka akan Kusempurnakan kamu, sehingga bila kau berkata 'Jadilah', ia akan maujud. "

"Wahai bumi, hormatilah orang-orang yang memujiku, dan susahkanlah orang-orang yang memujamu."

Maka, bila datang sesuatu yang diharamkanNya, berlakulah bagai seorang yang longlai sendi-sendi tulangnya, yang kehilangan kekuatan jasmaninya, yang remuk hatinya, yang tak berghairah, yang terlepas dari pesona-pesona duniawi dan dari segala nafsu haiwani, bak pelataran gelap nan tak terurus, bak gedung tak berpenghuni yang atapnya sudah jebol, yang di dalamnya tak ada jejak-jejak kemaujudan haiwani. Berlakulah bagai seorang tuli sejak lahir, bagai seorang buta sejak lahir, seakan bibirmu penuh bengkak nan ngeri, seakan lidahmu bisu dan kasar, seakan gigimu bernanah penuh nyeri dan tanggal, seakan kedua tanganmu lumpuh dan tak kuasa memegang sesuatupun, seakan kakimu gemetar dan penuh luka, seakan kemaluanmu lumpuh seolah perutmu kekenyangan, seakan akalmu gila, dan tubuhmu seakan mayat tengah diangkut ke kubur.

Maka, kau mesti segera mendengarkan dan menunaikan semua perintahNya, sebagaimana kau mesti enggan tak berghairah terhadap semua yang diharamkanNya, dan berlaku bagai mayat, pasrahlah terhadap ketentuanNya. Nah, teguklah sirup ini, ambillah ubat ini, dan aturlah makanmu, agar kau terbebas dari kedirian, sembuhkanlah dirimu dari segala penyakit dosa, dan lepaskanlah dirimu dari belenggu nafsu, dan dengan demikian terperbaruilah dirimu menjadi peribadi yang ruhaninya sihat dan sempurna.





RISALAH-14
Wahai budak nafsu! Jangan mengkalim bagi dirimu sendiri maqam para rabbani. Kau adalah pemuja nafsu, sedang mereka adalah penyembah Allah. Dambaanmu adalah dunia, sedang dambaan mereka adalah akhirat. Matamu hanya melihat dunia ini, sedang mata mereka melihat Tuhan bumi dan langit. Kau pencinta ciptaan, sedang mereka pencinta Allah. Hatimu terpaut pada yang di bumi, sedang hati mereka terpaut pada Tuhan Arsy. Kau adalah korban segala yang kau lihat, sedang mereka tak melihat segala yang kau lihat. Mereka hanya melihat sang Pencipta segalanya, yang tak mungkin terlihat (oleh mata-mata ini). Orang-orang ini meraih tujuan hidup mereka, dan keselamatan mereka terjamin, sedang kau tetap menjadi korban nafsu duniawi.

Orang-orang ini lepas dari ciptaan, nafsu duniawi dan kedirian. Dengan demikian, mereka melicinkan jalan bagi penghampiran mereka kepada Tuhan Yang Maha besar, yang menganugerahi mereka kekuatan untuk meraih kemaujudan yang baik; kepatuhan kepada Tuhan. Inilah redha Allah, yang dianugerahkan-Nya kepada yang dikehendaki-Nya. Mereka jadikan taat dan pemujaan sebagai kewajiban mereka, dan kukuh dalam keduanya dengan bantuan-Nya tanpa mengalami kesulitan. Maka kepatuhan, dapat dikatakan, menjadi jiwa dan keseharian mereka.

Akhirnya, dunia menjadi rahmat dan menyenangkan bagi mereka, bagai syurga laiknya. Sebab, bila mereka melihat sesuatu, mereka melihat di balik sesuatu itu penciptaan-Nya. Maka orang-orang ini memberi daya kepada bumi dan lelangit dan menyenangkan bagi yang mati dan yang hidup. Kerana Tuhan mereka telah menjadikan mereka pasak bumi. Mereka bagai gunung-gunung yang berdiri kukuh. Orang-orang ini adalah yang terbaik di antara yang telah diciptakan dan ditebarkan-Nya di dunia ini. Semoga kedamaian dari Allah melimpahi mereka, juga salam dan rahmat-Nya, selama bumi dan lelangit maujud.





RISALAH-15
Wahai budak nafsu! Jangan mengkalim bagi dirimu sendiri maqam para rabbani. Kau adalah pemuja nafsu, sedang mereka adalah penyembah Allah. Dambaanmu adalah dunia, sedang dambaan mereka adalah akhirat. Matamu hanya melihat dunia ini, sedang mata mereka melihat Tuhan bumi dan langit. Kau pencinta ciptaan, sedang mereka pencinta Allah. Hatimu terpaut pada yang di bumi, sedang hati mereka terpaut pada Tuhan Arsy. Kau adalah korban segala yang kau lihat, sedang mereka tak melihat segala yang kau lihat. Mereka hanya melihat sang Pencipta segalanya, yang tak mungkin terlihat (oleh mata-mata ini). Orang-orang ini meraih tujuan hidup mereka, dan keselamatan mereka terjamin, sedang kau tetap menjadi korban nafsu duniawi.

Orang-orang ini lepas dari ciptaan, nafsu duniawi dan kedirian. Dengan demikian, mereka melicinkan jalan bagi penghampiran mereka kepada Tuhan Yang Maha besar, yang menganugerahi mereka kekuatan untuk meraih kemaujudan yang baik; kepatuhan kepada Tuhan. Inilah redha Allah, yang dianugerahkan-Nya kepada yang dikehendaki-Nya. Mereka jadikan taat dan pemujaan sebagai kewajiban mereka, dan kukuh dalam keduanya dengan bantuan-Nya tanpa mengalami kesulitan. Maka kepatuhan, dapat dikatakan, menjadi jiwa dan keseharian mereka.

Akhirnya, dunia menjadi rahmat dan menyenangkan bagi mereka, bagai syurga laiknya. Sebab, bila mereka melihat sesuatu, mereka melihat di balik sesuatu itu penciptaan-Nya. Maka orang-orang ini memberi daya kepada bumi dan lelangit dan menyenangkan bagi yang mati dan yang hidup. Kerana Tuhan mereka telah menjadikan mereka pasak bumi. Mereka bagai gunung-gunung yang berdiri kukuh. Orang-orang ini adalah yang terbaik di antara yang telah diciptakan dan ditebarkan-Nya di dunia ini. Semoga kedamaian dari Allah melimpahi mereka, juga salam dan rahmat-Nya, selama bumi dan lelangit maujud.





RISALAH-16
Tak ada yang menjauhkanmu dari redha dan rahmat-Nya, kecuali ketergantunganmu kepada manusia, sarana-sarana keterampilan, akal dan perolehan. Manusia termasuk penghalang bagimu dalam mencari rezeki yang sesuai dengan sunnah Rasul, semisal bekerja mencari nafkah. Selama bergantung pada manusia, selama itu pula kau mengharapkan kesudian dan huluran tangan mereka, bahkan kau meminta dengan bersedih hati di depan pintu rumah mereka. Perbuatan seperti ini termasuk syirik, kerana kau menyekutukan Ia dengan makhluk-Nya. Setimbal dengan (dosa besarmu) itu, kau dihukum dengan pencabutan sumber rezekimu, semisal kehilangan pekerjaan yang halal. Bila kau campakkan ketergantungan dan pengemisanmu kepada mereka dan berlindung kepada mata pencarianmu, hidup dengannya, dan lupalah kamu akan redha Allah, maka hal ini juga termasuk syirik, malah lebih berbahaya dari yang pertama, kerana kemusyrikan semacam ini halus sekali sehingga sulit dilihat. Tentu, Allah akan menghukummu atas kedurhakaanmu ini, dengan makin menjauhkanmu dari redha-Nya.

Bila telah berpaling dari kesesatan semacam itu, membuang jauh-jauh segala kemusyrikan dari kehidupan, dan mencampakkan semua ketergantungan kepada mata pencarian dan kemampuan diri, dan yakin hanya Dialah Pemberi Rezeki, Pencipta segala kemudahan, Pemberi kekuatan untuk mencari nafkah, Pemberi segala kebaikan, dan bahawa rezeki sepenuhnya berada di tangan-Nya, maka rezeki itu kadang dilimpahkan-Nya kepadamu melalui orang lain, kala kau mendapat musibah dan sedang berupaya mengatasinya. Kadang rezeki itu datang kepadamu melalui upahmu dari bekerja, kadang rezeki itu datang kepadamu melalui redha-Nya, hingga kau tak melihat sebab dan perantaranya.

Nah, berpalinglah kepada-Nya, campakkanlah segera di hadapan-Nya kedirian, maka diangkat-Nya tabir penghalang antara kau dan redha-Nya, dan dibuka-Nya pintu-pintu rezeki dengan redha-Nya, seperti seorang doktor merawat pesakitnya - sebagai perlindungan-Nya atasmu, agar kau tak menyimpang. Sungguh Ia menyayangimu dengan limpahan redha-Nya.

Nah, bila telah diusir-Nya dari hatimu kedirian dan kesenangan, maka tinggallah di sana kehendak-Nya semata. Lalu, bila Ia ingin memberikan bahagianmu kepadamu, yang tak mungkin lepas dari tanganmu, dan memang bukan hak orang lain, maka ditimbulkan-Nya di dalam hatimu keinginan untuk meraih bahagianmu, dan diserahkan-Nya ke tanganmu kala kau membutuhkannya. Lalu, diberi-Nya kau kemampuan mensyukuri nikmat tersebut. Kau akan selalu disedarkan-Nya kepadamu sebagai bahagianmu. Untuk itu, kau mesti menyedarinya dan bersyukur kepada-Nya. Semua ini meneguhkanmu dalam menjauhi manusia, dan mengosongkan hatimu dari segala selain Allah.

Bila hikmah ilmumu tinggi, keyakinanmu teguh, hatimu tercerahkan, maqam darjatmu makin dekat dengan-Nya, maka kau diberi-Nya kemampuan "melihat ke depan", sebagai tanda kerelaanmu dan sebagai penghargaan atas harkatmu. Ini hanyalah sebahagian dari keredhaan-Nya, sebagai rahmat dan petunjuk-Nya, sebagai rahmat dan petunjuk-Nya. Allah telah berfirman: " Dan kami jadikan ia (al-Kitab) itu petunjuk bagi Bani Israil. Dan Kami jadikan di antara mereka itu, pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka sabar, dan meyakini ayat-ayat kami." (QS.32:23-24). "Dan orang-orang yang berjihad demi Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS.29:69) Dan takutlah kepada Allah, nescaya Ia mengajarimu, dan memberimu kemampuan untuk mengawasi semesta alam, dengan izin yang jelas, yang tiada kegelapan di dalamnya, dan dengan tanda yang nyata, yang terang benderang bagai sang surya, dan dengan tutur kata yang manis, yang lebih menarik dari segala apa pun, dan dengan ilham yang benar, yang tak sedikit pun mengandung kekaburan, yang bersih dari dorongan setan dan dari rayuan iblis yang terkutuk.

Allah berfirman:
"Wahai Bani Adam, Akulah Allah, tak sesuatu pun layak dipuja kecuali Daku. Aku berfirman 'Jadilah', ia pun akan maujud. Taatilah Aku, nescaya kau akan Kubuat sedemikian rupa, sehingga jika berseru 'jadilah', ia pun akan maujud." Dan Ia telah membuat ehwal serupa ini kepada beberapa Rasul-Nya, beberapa wali-Nya, dan orang-orang yang sangat diredhai-Nya di antara hamba-hamba-Nya.





RISALAH-17
Bila 'bersatu' dengan Allah dan mencapai kedekatan dengan-Nya lewat pertolongan-Nya, maka makna hakiki 'bersatu' dengan Allah ialah berlepas diri dari makhluk dan kedirian, dan sesuai dengan kehendak-Nya, tanpa gerakmu, yang ada hanya kehendak-Nya. Nah, inilah keadaan fana (peleburan), dan dengannya itulah 'menunggal' dengan Tuhan. 'Bersatu' dengan Allah tentu tak sama dengan bersatu dengan ciptaan-Nya. Bukanlah Ia telah menyatakan: "Tak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha melihat." (QS. 42:11)

Allah tak terpadani oleh semua ciptaan-Nya. 'Bersatu' dengan-Nya lazim dikenal oleh mereka yang mengalami kebersatuan ini. Pengalaman mereka berlainan, dan khusus bagi mereka sendiri.

Pada diri setiap Rasul, Nabi dan wali Allah, terdapat suatu rahsia yang tak dapat diketahui oleh orang lain. Sering terjadi, seorang murid menyimpan suatu rahsia yang tak diceritakannya kepada sang syaikh, dan sebaliknya sang syaikh kadang merahsiakan sesuatu yang tak diketahui si murid, walaupun mungkin suluk si murid sudah mendekati ambang pintu maqam ruhani sang syaikh, ia terpisah dari syaikh-nya, dan Allahlah yang menjadi pembimbingnya. Allah memutuskan hubungannya dengan ciptaan.

Dengan demikian, sang syaikh menjadi bagai seorang inang pengasuh yang berhenti menyusui sang bayi setelah dua tahun. Tiada lagi baginya hubungan dengan ciptaan, setelah lenyapnya kedirian. Sang syaikh diperlukan, selama si murid masih terbelenggu kedirian, yang mesti dihancurkan. Tapi, begitu kelemahan manusiawi ini musnah, maka pada dirinya tak ada lagi noda dan kerosakan, dan ia tak lagi membutuhkan sang syaikh.

Jadi, bila sudah 'bersatu' dengan Allah sebagaimana yang digambarkan di atas, kau bersih dari segala selain Allah. Tak kau lihat lagi sesuatu pun kecuali Allah, di kala suka mahupun duka, ketakutan mahupun berharap, kau hanya menjumpai Dia, Allah SWT, yang patut kau takuti, yang layak kau mintai perlindungan-Nya. Nah, perhatikan senantiasa kehendak-Nya , dambakanlah perintah-Nya, dan patuhlah selalu kepadanya-Nya, baik di dunia mahupun di akhirat. Jangan biarkan hatimu tertambat pada salah satu ciptaan-Nya.

Pandanglah semua ciptaan bagai orang yang ditahan oleh Raja sebuah kerajaan besar, lalu sang raja merantai leher dan kedua lengannya, menyalibkannya pada sebatang pohon pinus yang berada di tebing sungai berarus deras, bergelombang dan amat dalam. Sementara itu sang Raja duduk di atas singgasana yang tinggi, bersenjatakan lembing, panah, dan berbagai senjata bidik. Lalu mulailah sang raja mengarahkan dan membidikkan salah satu senjata bidiknya kepada si tawanan. Dapatkah kita hargai orang yang melihat ini semua, dan memalingkan penglihatannya dari sang raja, sama sekali tak takut kepada raja itu, tak berharap kepadanya, tak iba kepada tawanan itu dan tak memohonkan ampunan untuknya? Bukankah, menurut pertimbangan akal sehat, orang semacam ini tergolong tolol, gila, tak berbudi, dan tak manusiawi?

Nah, berlindunglah kepada Allah dari kebutaan hati, sesudah memiliki bashirah ( mata hati), dari keterpisahan sesudah 'bersatu', dari keterasingan sesudah keakraban, dari ketersesatan sesudah memperolehi petunjuk, dan dari kekufuran sesudah beriman.

Dunia ini bak sungai besar berarus deras. Setiap hari airnya bertambah, dan itulah perumpamaan nafsu haiwani manusia dan segala kesenangan duniawi. Sedang anak panah dan berbagai senjata bidik, melambangkan ujian hidup manusia. Jelaslah, unsur-unsur yang menguasai kehidupan manusia iaitu berbagai cubaan hidup, musibah, penderitaan, dan semua upaya mengatasinya. Bahkan semua kurnia dan nikmat yang diterimanya, dibayang-bayangi oleh berbagai musibah.

Oleh kerana itu, bila seorang cerdik-cendekiawan sudi menyigi masalah ini terus-menerus, maka ia akan memperolehi pengetahuan tentang hakikat, bahawa tak ada kehidupan sejati kecuali kehidupan akhirat. Rasulullah saw. Bersabda: "Tak ada kehidupan selain kehidupan di akhirat."
Ehwal semacam ini benar-benar terbukti bagi seorang Mukmin, sesuai dengan sabda Nabi saw.: "Dunia ini adalah penjara bagi seorang Mukmin dan syurga bagi seorang kafir."

Beliau juga bersabda: "Orang saleh terkekang." Bagaimana bisa hidup enak di dunia ini, bila diingat hal ini? Sesungguhnya, kenyamanan hakiki terletak pada hubungan sempurna dengan Allah SWT, penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Bila kau lakukan hal ini, niscaya kau terbebas dari dunia ini, dan kepadamu dilimpahkan rahmat, kebahagiaan, kebajikan, kesejahteraan, dan keredhaan-Nya.





RISALAH-18

Janganlah kau mengeluh tentang sesuatu bencana yang menimpamu kepada siapa pun, baik kepada kawan mahupun lawan. Jangan pula menyalahkan Tuhanmu atas semua takdir-Nya bagimu, dan atas ujian yang ditimpakan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepadamu, dan segala puji syukur atas semua itu. Kedustaanmu menyatakan puji syukurmu atas sesuatu rahmat yang sesungguhnya belum datang kepadamu, lebih baik ketimbang cerita-ceritamu perihal kepedihan hidup. Adakah ciptaan yang sunyi dari rahmat-Nya? Allah SWT berfirman: "Dan jika kamu hitung nikmat-nikmat Allah, kamu takkan sanggup menghitungnya." (QS. 14:34) Betapa banyak nikmat yang telah kau terima, dan tak kau sedari! Jangan merasa senang dengan ciptaan, jangan menyenanginya, dan jangan menceritakan hal ehwalmu kepada siapa pun. Cintamu harus kau tujukan hanya kepada-Nya, merasa senanglah dengan-Nya dan mengeluhlah hanya kepada-Nya.

Jangan kau lihat orang lain, kerana mereka tak memberi manfaat dan mudharat. Segala suatu adalah ciptaan-Nya, di tangan-Nyalah sumber gerak atau diam mereka. Kemaujudan mereka sampai detik ini pun semata-mata kerana kehendak-Nya. Dialah penentu darjat mereka. Barangsiapa dimuliakan-Nya, maka takkan ada yang mampu menjadikannya hina. Dan barangsiapa dihinakan-Nya, takkan ada yang mampu menjadikannya mulia. Jika Allah berkehendak menimpakan keburukan atasmu, tak seorang pun sanggup mencegahnya, selain Ia sendiri. Dan jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-Nya. Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal kau menikmati rahmat-Nya, kau tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya darimu, mewujudkan segala keluhanmu, melipatgandakan kesusahanmu, dan memperhebat hukuman, kemurkaan dan kebencian-Nya kepadamu. Kau menjadi terhinakan di mata-Nya.

Oleh kerana itu, janganlah mengeluh sedikit pun, walau jasadmu digunting-gunting menjadi serpihan-serpihan kecil daging. Selamatkanlah dirimu! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah!

Sesungguhnya, sebahagian besar musibah yang menimpa anak Adam, dikeranakan oleh keluhan-keluhan mereka terhadap-Nya. Kenapa menyalahkan-Nya? Padahal Ia Maha pengasih, Maha adil, Maha sabar, Maha pengasih, Maha penyayang, dan yang lemah-lembut terhadap hamba-hamba-Nya, melebihi seorang doktor yang sabar, pengasih, penyayang, ramah, yang juga kerabat si pesakit. Dapatkah kau temui sesuatu kesalahan pada diri seorang ayah atau ibu yang berhati mulia.

Nabi Suci saw., telah bersabda:
"Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya berbanding seorang ibu terhadap anaknya."

Wahai yang dirundung malang! Tunjukkanlah perilaku terbaik.
Tunjukkanlah kesabaranmu bila musibah menimpamu, meski kau tak berdaya kerananya. Bersabarlah selalu, meski kau kepayahan dalam menyerahkan diri kepada-Nya. Bertakwalah selalu kepada-Nya. Redha dan rindulah kepada-Nya. Jika masih kau temui kedirianmu, bergegaslah keluar darinya. Bila kau terhilang, dimanakah kau kan didapat? Dimanakah kau? Belumkah kau dengar firman Allah:
"Diwajibkan atas kamu berperang, sesungguhnya berperang itu sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah Maha-mengetahui, sedang kamu tak mengetahui." (QS>2:216).

Pengetahuan ehwal hakikat segala suatu tercabut dari hatimu dan tertutup dari penglihatanmu oleh tabir. Oleh kerana itu, jangan berlebih-lebihan dalam membenci ataupun mencintai sesuatu. Ikutilah segala ketentuan syariat dalam segala keadaan, jika kau benar-benar saleh. Setelah kau jalani hal ini, maka ikutilah semua perintah tentang wilayat, dan teguhlah selalu. Redhalah atas ketentuan-Nya dan berdamailah dengan kehendak-Nya. Dan, luruhlah ke dalam keadaan badal, ghauts dan shiddiq.

Bertolaklah senantiasa dari jalan nasib, jangan berdiri di tengah-tengahnya, gantilah dirimu dan hasratmu (denngan kehendak-Nya), dan tahanlah lidahmu dari segala keluhan. Bila hal ini telah kau jalani, maka Tuhanmu mengurniamu kebaikan berlimpah, kehidupan yang nyaman dan bahagia, dan melindungimu, kerana ketaatanmu kepada-Nya.

Bila di dalam diri manusia, bersarang berbagai dosa, noda dan kesalahan, maka tak layak baginya bersama-Nya, sebelum ia bersih dari dosa-dosa. Tak seorang pun dapat mencium ambang pintu-Nya, kecuali ia suci dari noda ujub, sebagaimana tak seorang pun layak bersama raja, kecuali ia bersih dari noda dan bau busuk. Nah, semua musibah tak lain adalah sarana penebus dan pembersih diri. Nabi saw. Telah bersabda: "Demam sehari dapat menebus dosa sepanjang tahun."





RISALAH-19

Janganlah kau mengeluh tentang sesuatu bencana yang menimpamu kepada siapa pun, baik kepada kawan mahupun lawan. Jangan pula menyalahkan Tuhanmu atas semua takdir-Nya bagimu, dan atas ujian yang ditimpakan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepadamu, dan segala puji syukur atas semua itu. Kedustaanmu menyatakan puji syukurmu atas sesuatu rahmat yang sesungguhnya belum datang kepadamu, lebih baik ketimbang cerita-ceritamu perihal kepedihan hidup. Adakah ciptaan yang sunyi dari rahmat-Nya? Allah SWT berfirman: "Dan jika kamu hitung nikmat-nikmat Allah, kamu takkan sanggup menghitungnya." (QS. 14:34) Betapa banyak nikmat yang telah kau terima, dan tak kau sedari! Jangan merasa senang dengan ciptaan, jangan menyenanginya, dan jangan menceritakan hal ehwalmu kepada siapa pun. Cintamu harus kau tujukan hanya kepada-Nya, merasa senanglah dengan-Nya dan mengeluhlah hanya kepada-Nya.

Jangan kau lihat orang lain, kerana mereka tak memberi manfaat dan mudharat. Segala suatu adalah ciptaan-Nya, di tangan-Nyalah sumber gerak atau diam mereka. Kemaujudan mereka sampai detik ini pun semata-mata kerana kehendak-Nya. Dialah penentu darjat mereka. Barangsiapa dimuliakan-Nya, maka takkan ada yang mampu menjadikannya hina. Dan barangsiapa dihinakan-Nya, takkan ada yang mampu menjadikannya mulia. Jika Allah berkehendak menimpakan keburukan atasmu, tak seorang pun sanggup mencegahnya, selain Ia sendiri. Dan jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-Nya. Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal kau menikmati rahmat-Nya, kau tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya darimu, mewujudkan segala keluhanmu, melipatgandakan kesusahanmu, dan memperhebat hukuman, kemurkaan dan kebencian-Nya kepadamu. Kau menjadi terhinakan di mata-Nya.

Oleh kerana itu, janganlah mengeluh sedikit pun, walau jasadmu digunting-gunting menjadi serpihan-serpihan kecil daging. Selamatkanlah dirimu! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah!

Sesungguhnya, sebahagian besar musibah yang menimpa anak Adam, dikeranakan oleh keluhan-keluhan mereka terhadap-Nya. Kenapa menyalahkan-Nya? Padahal Ia Maha pengasih, Maha adil, Maha sabar, Maha pengasih, Maha penyayang, dan yang lemah-lembut terhadap hamba-hamba-Nya, melebihi seorang doktor yang sabar, pengasih, penyayang, ramah, yang juga kerabat si pesakit. Dapatkah kau temui sesuatu kesalahan pada diri seorang ayah atau ibu yang berhati mulia.

Nabi Suci saw., telah bersabda:
"Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya berbanding seorang ibu terhadap anaknya."

Wahai yang dirundung malang! Tunjukkanlah perilaku terbaik.
Tunjukkanlah kesabaranmu bila musibah menimpamu, meski kau tak berdaya kerananya. Bersabarlah selalu, meski kau kepayahan dalam menyerahkan diri kepada-Nya. Bertakwalah selalu kepada-Nya. Redha dan rindulah kepada-Nya. Jika masih kau temui kedirianmu, bergegaslah keluar darinya. Bila kau terhilang, dimanakah kau kan didapat? Dimanakah kau? Belumkah kau dengar firman Allah:
"Diwajibkan atas kamu berperang, sesungguhnya berperang itu sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah Maha-mengetahui, sedang kamu tak mengetahui." (QS>2:216).

Pengetahuan ehwal hakikat segala suatu tercabut dari hatimu dan tertutup dari penglihatanmu oleh tabir. Oleh kerana itu, jangan berlebih-lebihan dalam membenci ataupun mencintai sesuatu. Ikutilah segala ketentuan syariat dalam segala keadaan, jika kau benar-benar saleh. Setelah kau jalani hal ini, maka ikutilah semua perintah tentang wilayat, dan teguhlah selalu. Redhalah atas ketentuan-Nya dan berdamailah dengan kehendak-Nya. Dan, luruhlah ke dalam keadaan badal, ghauts dan shiddiq.

Bertolaklah senantiasa dari jalan nasib, jangan berdiri di tengah-tengahnya, gantilah dirimu dan hasratmu (denngan kehendak-Nya), dan tahanlah lidahmu dari segala keluhan. Bila hal ini telah kau jalani, maka Tuhanmu mengurniamu kebaikan berlimpah, kehidupan yang nyaman dan bahagia, dan melindungimu, kerana ketaatanmu kepada-Nya.

Bila di dalam diri manusia, bersarang berbagai dosa, noda dan kesalahan, maka tak layak baginya bersama-Nya, sebelum ia bersih dari dosa-dosa. Tak seorang pun dapat mencium ambang pintu-Nya, kecuali ia suci dari noda ujub, sebagaimana tak seorang pun layak bersama raja, kecuali ia bersih dari noda dan bau busuk. Nah, semua musibah tak lain adalah sarana penebus dan pembersih diri. Nabi saw. Telah bersabda: "Demam sehari dapat menebus dosa sepanjang tahun."





RISALAH-20
Janganlah kau mengeluh tentang sesuatu bencana yang menimpamu kepada siapa pun, baik kepada kawan mahupun lawan. Jangan pula menyalahkan Tuhanmu atas semua takdir-Nya bagimu, dan atas ujian yang ditimpakan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya atasmu. Beritakanlah semua kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepadamu, dan segala puji syukur atas semua itu. Kedustaanmu menyatakan puji syukurmu atas sesuatu rahmat yang sesungguhnya belum datang kepadamu, lebih baik ketimbang cerita-ceritamu perihal kepedihan hidup. Adakah ciptaan yang sunyi dari rahmat-Nya? Allah SWT berfirman: "Dan jika kamu hitung nikmat-nikmat Allah, kamu takkan sanggup menghitungnya." (QS. 14:34) Betapa banyak nikmat yang telah kau terima, dan tak kau sedari! Jangan merasa senang dengan ciptaan, jangan menyenanginya, dan jangan menceritakan hal ehwalmu kepada siapa pun. Cintamu harus kau tujukan hanya kepada-Nya, merasa senanglah dengan-Nya dan mengeluhlah hanya kepada-Nya.

Jangan kau lihat orang lain, kerana mereka tak memberi manfaat dan mudharat. Segala suatu adalah ciptaan-Nya, di tangan-Nyalah sumber gerak atau diam mereka. Kemaujudan mereka sampai detik ini pun semata-mata kerana kehendak-Nya. Dialah penentu darjat mereka. Barangsiapa dimuliakan-Nya, maka takkan ada yang mampu menjadikannya hina. Dan barangsiapa dihinakan-Nya, takkan ada yang mampu menjadikannya mulia. Jika Allah berkehendak menimpakan keburukan atasmu, tak seorang pun sanggup mencegahnya, selain Ia sendiri. Dan jika Ia berniat melimpahkan kebaikan, tak seorang pun sanggup menahan turunnya rahmat-Nya. Nah, bila kau mengeluh terhadap-Nya, padahal kau menikmati rahmat-Nya, kau tamak, dan menutup mata atas yang kau miliki, maka Allah murka kepadamu, mencabut kembali nikmat-Nya darimu, mewujudkan segala keluhanmu, melipatgandakan kesusahanmu, dan memperhebat hukuman, kemurkaan dan kebencian-Nya kepadamu. Kau menjadi terhinakan di mata-Nya.

Oleh kerana itu, janganlah mengeluh sedikit pun, walau jasadmu digunting-gunting menjadi serpihan-serpihan kecil daging. Selamatkanlah dirimu! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Takutlah kepada Allah!

Sesungguhnya, sebahagian besar musibah yang menimpa anak Adam, dikeranakan oleh keluhan-keluhan mereka terhadap-Nya. Kenapa menyalahkan-Nya? Padahal Ia Maha pengasih, Maha adil, Maha sabar, Maha pengasih, Maha penyayang, dan yang lemah-lembut terhadap hamba-hamba-Nya, melebihi seorang doktor yang sabar, pengasih, penyayang, ramah, yang juga kerabat si pesakit. Dapatkah kau temui sesuatu kesalahan pada diri seorang ayah atau ibu yang berhati mulia.

Nabi Suci saw., telah bersabda:
"Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya berbanding seorang ibu terhadap anaknya."

Wahai yang dirundung malang! Tunjukkanlah perilaku terbaik.
Tunjukkanlah kesabaranmu bila musibah menimpamu, meski kau tak berdaya kerananya. Bersabarlah selalu, meski kau kepayahan dalam menyerahkan diri kepada-Nya. Bertakwalah selalu kepada-Nya. Redha dan rindulah kepada-Nya. Jika masih kau temui kedirianmu, bergegaslah keluar darinya. Bila kau terhilang, dimanakah kau kan didapat? Dimanakah kau? Belumkah kau dengar firman Allah:
"Diwajibkan atas kamu berperang, sesungguhnya berperang itu sesuatu yang kamu benci. Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan mungkin kamu menyukai sesuatu, padahal ia buruk bagimu. Dan Allah Maha-mengetahui, sedang kamu tak mengetahui." (QS>2:216).

Pengetahuan ehwal hakikat segala suatu tercabut dari hatimu dan tertutup dari penglihatanmu oleh tabir. Oleh kerana itu, jangan berlebih-lebihan dalam membenci ataupun mencintai sesuatu. Ikutilah segala ketentuan syariat dalam segala keadaan, jika kau benar-benar saleh. Setelah kau jalani hal ini, maka ikutilah semua perintah tentang wilayat, dan teguhlah selalu. Redhalah atas ketentuan-Nya dan berdamailah dengan kehendak-Nya. Dan, luruhlah ke dalam keadaan badal, ghauts dan shiddiq.

Bertolaklah senantiasa dari jalan nasib, jangan berdiri di tengah-tengahnya, gantilah dirimu dan hasratmu (denngan kehendak-Nya), dan tahanlah lidahmu dari segala keluhan. Bila hal ini telah kau jalani, maka Tuhanmu mengurniamu kebaikan berlimpah, kehidupan yang nyaman dan bahagia, dan melindungimu, kerana ketaatanmu kepada-Nya.

Bila di dalam diri manusia, bersarang berbagai dosa, noda dan kesalahan, maka tak layak baginya bersama-Nya, sebelum ia bersih dari dosa-dosa. Tak seorang pun dapat mencium ambang pintu-Nya, kecuali ia suci dari noda ujub, sebagaimana tak seorang pun layak bersama raja, kecuali ia bersih dari noda dan bau busuk. Nah, semua musibah tak lain adalah sarana penebus dan pembersih diri. Nabi saw. Telah bersabda: "Demam sehari dapat menebus dosa sepanjang tahun."




Tidak ada komentar: