Laman

Sabtu, 25 Oktober 2014

FUTUUHUL GHAIB (Risalah 31 s/d 35) - “Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani”

RISALAH-31
Jika kau dapati hatimu membenci atau mencintai seseorang, telaahlah perilakunya dengan Kitabullah dan sunnah Nabi. Kalau perilakunya dibenci oleh kedua pewenang ini, berbahagialah dengan keselarasan dengan Allah dan Nabi-Nya. Jika perilakunya sesuai dengan keduanya, sedangkan kau memusuhinya, maka ketahuilah bahawa kau adalah pengikut hawa nafsumu.


Kau membencinya lantaran kebencianmu kepadanya dan menentang Allah, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, menentang Nabi-Nya, dan menentang kedua pewenang ini. Maka berpalinglah kepada Allah, bertaubat dan mohonlah kepadanya kecintaan kepada orang itu dan para pilihan Allah, para wali-Nya dan para saleh, bersesuaianlah dengan Allah dalam mencintainya. Berlaku serupalah terhadap yang kau cintai. Iaitu, menelaah perilakunya dengan cahaya Kitabullah dan sunnah Nabi. Jika ia ternyata disenangi oleh kedua pewenang ini, maka cintailah dia. Tapi, jika perilakunya tak disenangi oleh keduanya, maka bencilah ia, agar kau tak mencintai dan membencinya kerana hawa nafsumu. Allah berfirman: "Dan jangan ikuti hawa nafsumu, agar kau tak menyimpang dari jalanAllah." (QS 38:26)



RISALAH-32
Betapa sering kau berkata, "Siapa pun yang kucintai, cintaku kepadanya tak abadi. Perpisahan memisahkan kita, baik melalui ketakhadiran, kematian, permusuhan, kebinasaan ataupun lenyapnya kekayaan." Tidakkah kau tahu, wahai yang beriman kepada Allah, yang kepadanya Allah menganugrahkan karunia-karunia-Nya, yang diperhatikan oleh Allah, yang dilindungi oleh Allah. Tidakkah kau tahu bahwa sesungguhnya Allah cemburu. Ia telah menciptakanmu demi Diri-Nya sendiri. Kenapa kau ingin menjadi milik selain-Nya. Belumkah kau denganr firman-Nya:
"Ia mencintai mereka, mereka pun mencintai-Nya." (QS 5:54)
"Dan tak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka mengabdi-Ku." (QS 51:56)

Atau, belumkah kau dengar sabda Nabi: "Bila Allah mencintai seorang hamba, maka ia mengujinya; bila ia sabar, maka Ia memeliharanya." Ia ditanya: "Ya Rasulullah (saw.), bagaimana pemeliharaan-Nya?" Ia berkata: "Ia tak menyisihkan baginya kekayaan atau anak."

Karena bila ia memiliki kekayaan atau anak yang dicintainya, maka cintanya kepada Tuhannya terbagi, kemudian sirna, kemudian terbagikan antara Allah dan selain-Nya. Ia cemburu. Ia Mahakuasa atas segala suatu. Lalu ia dibinasakan-Nya, untuk menguasai hati hamba-Nya demi Diri-Nya Sendiri. Maka kebenaran firman Allah akan terbukti: "Ia akan mencintai mereka, dan mereka akan mencintaiNya." (QS 5:54)

Sampai akhirnya hati menjadi bersih dari segala selain Allah dan berhala-berhala seperti istri, harta, anak, kesenangan dan kerinduan akan kekuasaan, kerajaan, keajaiban, keadaan ruhani, taman-taman surga, maqam ruhani dan kedekatan dengan Allah - tiada tujuan dan kehendak di hatinya. Maka, hatinya akan menjadi seperti sebuah bejana berlubang, yang di dalamnya tiada cairan pun bisa tinggal. Sebab, ia kini telah diremuk-redamkan oleh tindakan Allah dan kecemburuan-Nya. Maka, tirai-tirai keluhuran, kekuatan dan kehebatan menyelubunginya, dan parit-parit keagungan mengitarinya. Maka, tiada kehendak akan sesuatu mampu mendekati hatinya. Tiada harta, anak, istri, sahabat, keajaiban, wewenang dan daya tafsir, mampu merusak hatinya. Karenanya, semua itu takkan membangkitkan kecemburuan Allah, tapi akan menjadi tanda kemuliaan dari-Nya bagi hamba-Nya, kelembutan-Nya terhadapnya, rahmat dan karunia-Nya, dan hal yang bermanfaat bagi mereka yang menuju kepada-Nya. Dengan demikian, orang-oang ini termuliakan oleh ini dan dilindungi melalui kemuliaan dari Allah ini, yang akan menjadi penjaga, pelindung dan perantara mereka dalam kehidupan ini dan di akhirat.




RISALAH-33
Ada empat jenis manusia. Yang pertama, tak berlidah dan tak berhati. Mereka adalah manusia biasa, bodoh dan hina. Mereka tak pernah ingat kepada Allah. Tiada kebaikan dalam diri mereka. Mereka bagai sekam tak berbobot, jika Allah tak mengasihi mereka, membimbing hati mereka kepada keimanan pada-Nya Sendiri. Waspadalah, jangan menjadi seperti mereka. Inilah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh Allah. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka. Kita berlindung kepada Allah dari mereka.

Hiasilah dirimu dengan ma'rifat. Jadilah guru kebenaran, pembimbing ke jalan agama, pemimpinnya dan penyerunya. Ingat, bahawa kau mesti mendatangi mereka, mengajak mereka kepada ketaatan kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa terhadap Allah. Maka, kau akan menjadi pejuang di jalan Allah dan akan dipahalai, sebagaimana para nabi dan utusan Allah. Nabi Suci saw. berkata kepada Ali r.a.:
"Jika Allah membimbing seseorang melalui pembimbingmu atasnya, adalah lebih baik bagimu daripada tempat matahari terbit."

Yang kedua, berlidah tapi tak berhati. Mereka berbicara bijak, tapi tak berbuat bijak. Mereka menyeru orang kepada Allah, tapi mereka sendiri jauh dari-Nya. Mereka jijik terhadap noda orang lain, tapi mereka sendiri tenggelam dalam noda. Mereka menunjukkan kepada orang lain kesalehan mereka, tapi mereka sendiri berbuat dosa besar terhadap Allah. Bila sendirian, mereka bagai serigala berpakaian. Inilah manusia yang tentangnya Nabi memperingatkan. Ia bersabda:
"Hal yang paling mesti ditakuti, yang aku takuti, oleh pengikut-pengikutku, iaitu orang berilmu yang jahat."

Kita berlindung kepada Allah dari orang semacam itu. Maka dari itu, menjauhlah selalu dari orang seperti itu, agar kau tak terseret oleh manisnya lidahnya, yang kemudian api dosanya akan membakarmu, dan kebusukan ruhani serta hatinya akan membinasakanmu.

Yang ketiga, berhati tapi tak berlidah, dan beriman. Allah telah memberinya dari makhluk-Nya, menganugerahinya pengetahuan tentang noda-noda dirinya sendiri, mencerahkan hatinya dan membuatnya sedar akan mudharatnya berbaur dengan manusia, akan kekejian berbicara dan yang telah yakin bahawa keselamatan ada dalam ke-diam-an serta keberadaan dalam sebuah sudut, sebagaimana sabda Nabi saw.: "Barangsiapa senantiasa diam, maka ia memperolehi keselamatan." "Sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri atas sepuluh bahagian, yang sembilan bahagian ialah ke-diam-an." Maka, orang ini adalah wali Allah dalam hal rahsia-Nya, terlindungi, memiliki keselamatan dan banyak pengetahuan, terahmati dan segala yang baik ada padanya. Nah, ingatlah, bahawa kau mesti senantiasa bersama dengan orang semacam ini, layanilah ia, cintailah ia dengan memenuhi kebutuhan yang dirasakannya, dan berilah ia hal-hal yang akan menyenangkannya. Bila kau melakukan yang demikian ini, maka Allah akan mencintaimu, memilihmu dan memasukkanmu ke dalam kelompok sahabat dan hamba saleh-Nya disertai rahmat-Nya.
Yang keempat ialah manusia yang diundang ke dunia ghaib, yang dipakaikan kemuliaan.

"Barangsiapa mengetahui dan bertindak berdasarkan pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka ia diundang ke dunia ghaib dan menjadi mulia."

Orang semacam itu memiliki pengetahuan tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang langka tentang-Nya, dan Ia menganugerahkan kepadanya rahsia-rahsia yang disembunyikan-Nya dari yang lain. Ia memilihnya, mendekatkannya kepada-Nya Sendiri, membimbingnya, memperluas hatinya agar bisa menerima rahsia-rahsia dan pengetahuan-pengetahuan ini, dan menjadikannya seorang pekerja dijalan-Nya, penyeru hamba-hamba-Nya kepada jalan kebajikan, pengingat akan siksaan perbuatan-perbuatan keji, dan hujjatullah di tengah-tengah mereka, pemandu dan yang terbimbing, perantara, dan yang perantaraannya diterima, seorang shiddiq dan saksi kebenaran, wakil para nabi dan utusan Allah, yang bagi mereka limpahan rahmat Allah.

Maka, orang ini menjadi puncak umat manusia. Tiada maqam di atas ini, kecuali maqam para nabi. Adalah kewajipanmu untuk berhati-hati, agar kau tak memusuhi orang semacam itu, tak menjauhinya dan tak melecehkan ucapan-ucapannya. Sesungguhnya keselamatan terletak pada ucapan dan kebersamaan dengan orang itu. Sedang kebinasaan dan kesesatan terletak pada selainnya; kecuali orang yang dikurniai oleh Allah daya dan pertolongan yang membawa kepada kebenaran dan kasih sayang. Nah, telah kupaparkan bagimu bahawa manusia dibahagi menjadi empat bahagian. Maka, perhatikanlah dirimu sendiri jika kau punya jiwa yang terus-mata. Selamatkanlah dirimu dengan sinarnya, jika kau ingin sekali menyelamatkannya dan mencintainya.

Semoga Allah membimbing kita kepada yang dicintainya di dunia ini dan di akhirat!




RISALAH-34

Betapa aneh kau marah kepada Tuhanmu, menyalahkan-Nya dan menganggap-Nya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, tak adil, menahan rezeki, tak menjauhkan musibah. Tidakkah kau tahu bahawa setiap kejadian ada waktunya, dan setiap musibah ada akhirnya? Keduanya tak bisa dimajukan atau ditunda. Masa-masa musibah tak berubah, sehingga datang kebahagiaan. Masa-masa kesulitan tak berlalu, sehingga datang kemudahan. Berlaku paling baiklah, diamlah senantiasa, bersabar, berpasrah dan redhalah kepada Tuhanmu. Bertaubatlah kepada Allah.

Di hadapan Allah tiada tempat untuk menuntut atau membalas dendam seseorang tanpa dosa dorongan nafsu, sebagaimana yang terjadi dalam hubungan antara hamba-Nya. Ia, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, sepenuhnya esa. Ia menciptakan hal-hal dan menciptakan manfaat dan mudharat. Maka, Ia mengetahui awal, akhir dan akibat mereka. Ia, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, bijak dalam bertindak dan tiada ketakselarasan dalam tindakan-Nya. Ia tak melakukan sesuatu pun tanpa erti dan main-main. Adalah tak layak menisbahkan kecacatan atau kesalahan kepada tindakan-Nya. Lebih baik menunggu kemudahan, jika kau merasakan kepudaran kepatuhanmu terhadap-Nya, hingga tibanya takdir-Nya, sebagaimana datangnya musim panas setelah berlalunya musim dingin, dan sebagaimana datangnya siang setelah berlalunya malam.

Nah, jika kau memohon tibanya cahaya siang selama kian memekatnya malam, maka permohonanmu sia-sia; tapi kepekatan malam kian memuncak hingga mendekati fajar, siang datang dengan kecerahannya, entah kau kehendaki atau tidak. Jika kau kehendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doamu takkan dikabulkan. Sebab kau telah meminta sesuatu yang tak layak. Kau akan dibiarkan meratap, longlai, jemu dan enggan. Tinggalkanlah semua ini, senantiasa beriman dan patuhlah kepada Tuhanmu dan bersabarlah. Maka, segala milikmu takkan lari darimu, dan segala yang bukan milikmu takkan kau perolehi. Demi imanku, begitulah, mohonlah pertolongan kepada Allah, dengan mematuhi-Nya. "Mohonlah kepada-Ku, maka akan Kuterima permohonanmu." (QS 40:60). "Mintalah kepada Allah kurnia-kurnia-Nya." (QS 4:32). Mohonlah kepada-Nya, maka Ia akan menerima permohonanmu pada saatnya, bila dikehendaki-Nya, dan bila hal itu bermanfaat bagimu dalam kehidupan duniawimu dan akhirat.

Jangan salahkan Ia bila Ia menangguhkan penerimaan doamu. Jangan jemu berdoa. Sebab, sesungguhnya jika kau tak memperolehi, kau juga tak rugi. Jika Ia tak segera menerima doamu di kehidupan duniawi ini, maka Ia akan menyisihkan bagimu pahala di kehidupan kelak. Nabi bersabda bahawa pada Hari Kebangkitan hamba-hamba Allah akan mendapati dalam kitab amalannya amal-amal yang tak dikenalinya. Lalu, kepadanya dikatakan bahawa itu adalah balasan dari doa-doanya di kehidupan duniawinya yang tak dikabulkan. Maka dari itu, ingatlah selalu Tuhanmu, esakanlah Ia selalu dalam memohon sesuatu dari-Nya. Jangan memohon kepada selain-Nya. Maka, setiap saat, baik siang mahupun malam, sihat atau sakit, suka atau duka, kau berada dalam keadaan:

1) Tak meminta, redha dan pasrah kepada kehendak-Nya, seperti jasad mati di hadapan orang yang memandikannya, atau seperti bayi di tangan perawat, atau seperti bola polo di depan pemain polo, yang menggulirkannya dengan tongkat polonya. Dan Allah berbuat sekehendak-Nya. Bila hal itu adalah rahmat, rasa syukur dan puja-puji meluncur darimu, dan limpahan rahmat datang dari-Nya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya jika kau bersyukur, tentu akan Kuberikan kepadamu lebih banyak lagi" (QS 14:7)
Tapi, jika hal itu adalah musibah, maka kesabaran dan kepatuhan meluncur darimu dengan pertolongan kekuatan yang dianugerahkan oleh-Nya, keteguhan hati, pertolongan rahmat dan kasih-sayang dari-Nya, sebagaimana firman-Nya, Yang Maha kuasa lagi Maha agung:
"Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar." (QS 2:153)
"Jika kau menolong Allah, maka Ia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS 47:7)

Bila kau telah membantu (jalan) Allah, dengan menentang hawa nafsumu, tak menyalahkan-Nya, menghindari ketaksenangan dirimu terhadap kehendak-Nya, menjadi musuh diri demi Allah, siap menyerangnya dengan pedang bila ia bergerak dengan kekafiran dan kesyirikannya, menebas kepalanya dengan kesabaran dan keselarasanmu dengan Tuhanmu, dengan keredhaan terhadap kehendak dan janji-Nya, - jika kau berlaku demikian, maka Allah akan menjadi penolongmu. Mengenai rahmat dan kasih-sayang Ia berfirman: "Berilah khabar baik kepada orang-orang yang sabar, mereka, yang bila ditimpa musibah, berkata: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Mereka adalah yang dikurniai rahmat dan kasih-sayang Tuhan mereka, dan mereka adalah pengikut-pengikut jalan kebenaran." (QS 2:156-157). Atau

2) Memohon kepada Allah dengan kerendah dirian, dengan mengagungkan-Nya, dan patuh kepada perintah-perintah-Nya. Ya, berdoalah kepada Allah, hal itu adalah layak, sebab Ia sendirilah yang memerintahkanmu untuk memohon kepada-Nya, berpaling kepada-Nya, telah membuat hal itu sebagai sarana kesenanganmu, semacam utusan darimu kepada-Nya, sarana penghubung dengan-Nya, dan sarana pendekatan kepada-Nya, asalkan, tentu saja, kau tak menyalahkan-Nya, marah kepada-Nya, kerana ditangguhkan-Nya penerimaan doamu. Nah, perhatikanlah perbezaan antara dua keadaan ini. Jangan berada di luar keduanya, sebab tiada keadaan selain keduanya. Berhati-hatilah agar kau tak berbuat aniaya, yang melanggar batas. Sehingga Ia akan membinasakanmu dan Ia takkan memerhatikanmu, sebagaimana dibinasakan-Nya orang-orang yang telah berlalu di dunia ini, dengan menambah bencana-bencana-Nya, dan di akhirat, dengan siksa yang amat pedih.

Maha besar Allah! Wahai yang tahu keadaanku! Kapada-Mu lah aku beriman.




RISALAH-35

Berpantang dari segala yang haram adalah wajib bagimu, kalau tidak, maka tali kehancuran akan menjeratmu. Kau takkan lepas darinya, kecuali dengan kasih-sayang-Nya. Nabi Suci saw. bersabda bahawa asas agama adalah keberpantangan dari segala yang haram, sedang kebinasaannya adalah kerakusan. Umar ibn Khaththab as. Pernah berkata:
"Kami biasa berpantang dari sembilan per sepuluh dari hal-hal yang halal, sebab kami khawatir kalau-kalau kami jatuh ke dalam hal-hal yang haram."

Abu Bakar as. Pernah berkata:
"Kami biasa menghindari tujuh puluh pintu dari hal-hal yang halal, kerana kami khawatir akan keterlibatan dalam dosa."

Peribadi-peribadi ini berlaku demikian hanya untuk menjauh dari segala yang haram. Mereka bertindak berdasarkan sabda Nabi saw.:
"Ingatlah! Sesungguhnya setiap raja memiliki sebuah padang rumput yang terjaga. Sedang padang rumput Allah ialah hal-hal yang dilarang-Nya."

Maka, orang yang berbeza di sekitar padang itu, boleh memasukinya. Namun, orang yang memasuki benteng raja, melewati gerbang pertama, kedua dan ketiga, hingga sampai di singgasana, adalah lebih baik berbanding orang yang berada di pintu pertama. Maka, bila pintu ketiga tertutup baginya, hal itu takkan merugikannya, sebab ia tetap berada di balik dua pintu istana, dan ia memiliki milikan raja, dan tenteranya dekat dengannya. Tapi, bagi orang yang berada di pintu pertama, jika pintu ini tertutup baginya, maka ia tetap sendirian di padang terbuka, bisa-bisa diterkam serigala dan musuh, bisa-bisa diterkam serigala dan musuh, bisa-bisa ia binasa. Begitu pula, orang yang menunaikan perintah-perintah Allah akan dijauhkan darinya pertolongan daya dan keleluasaan, dan ia akan terbebas dari kedua hal ini. Dan ia tetap berada di dalam hukum. Bila kematian merenggutnya, maka ia berada dalam kepatuhan dan pengabdian. Dan amal kebajikannya akan menjadi saksi baginya.

Orang yang diberi kemudahan, sedang ia tak menunaikan kewajiban-kewajibannya, jika kemudahan itu dicabut darinya dan ia terputus dari pertolongan-Nya, maka hawa nafsu akan menguasainya, dan ia akan tenggelam dalam hal-hal yang haram, keluar dari hukum, bersama dengan para setan, yang adalah musuh-musuh Allah, dan akan menyimpang dari jalan kebenaran. Maka, jika kematian merenggutnya, sedang ia belum bertaubat, maka ia akan binasa, jika Allah tak mengasihinya. Jadi, bahaya terletak pada keterlengahan, sedang keselamatan terletak pada pemenuhan kewajiban.

Tidak ada komentar: