Laman

Selasa, 07 Oktober 2014

THE CIRCLE OF LOVE - (Kekuatan Pengingatan)

Tapi, bagaimana kita mencapai momen pembebasan ini? Ketika mimpi ini diceritakan, ada wanita lain yang dengan bijaksana berkata bahwa kita harus menunggu sampai waktu yang tepat. Karena, bagaimana kita tahu bahwa keinginan kita untuk bebas adalah pola penghindaran lainnya, lahir dari ketidakinginan menghadapi dan mengambil tanggung jawab akan situasi sebenarnya
dan peranmu sebagai korbannya? Dalam kehidupan si pemimpi itu sendiri, pola pengkorbanan ini telah berperan dalam ketidakmampuannya untuk menemukan pekerjaan yang dapat secara finansial menolongnya dan juga mengijinkannya mengekspresikan diri sendiri sebagai pendesain tekstil yang kreatif. Ia sangat terlatih, tapi dengan cara tertentu, dalam budaya tempat kerja Amerika Utara yang maskulin, dia tidak pernah menemukan pekerjaan sebagai pendesain tekstil yang mencukupi kebutuhan substansinya. Kemudian, setelah berjuang lahir batin, ia menemukan sebuah pekerjaan. Mimpi ini terjadi setalah ia menerima bayaran terakhir dari pekerjaan lama, dan bayaran pertama dari pekerjaan yang baru, yang jauh lebih baik.

Trasisi seperti itu tidak dapat dipaksa atau pun dituntut. Perlahan-lahan, dengan kesabaran, proses batin berkembang, seringkali satu langkah ke belakang setelah dua langkah ke depan. Perlahan-lahan, kita membangun kekuatan batin untuk menuju kesadaran dan pembebasan. Seperti kapal layar yang harus menunggu angin dan gelombang yang tepat untuk berlayar, seseorang tidak dapat membuat transformsi lahir batin sampai prosesnya lengkap. Tapi, saat momen itu datang, harus dipergunakan, seperti halnya saat angin dan gelombangnya pas, perahu harus berlayar, atau kehilangan kesempatan. Pejalan bekerja dengan sabar dan rajin hingga momen yang tepat. Kemudian, berbagai situasi akan tergugus, kesempatan terbuka, dimana pola lama dapat dihancurkan dan kualitas kesadaran baru datang pada hidup seseorang.

Bagaimana kita tahu bahwa itu adalah waktu yang tepat, tidak hanya harapan saja? Seringkali kita tidak tahu, dan kita membuat banyak permulaan yang salah, banyak usaha untuk membuka rantai sebelum rantai itu hancur. Tapi pejalan akan gigih, karena ini bukanlah jalan bagi ”orang-orang rapuh, seperti kaca botol yang sangat mudah pecah, “melaikan untuk pria dan wanita yang serius, yang telah membuat komitmen batin untuk menemukan sesuatu di dalam dirinya sendiri. Sabar dan gigih, kita berjuang dengan diri sendiri, sadar bahwa bukan tampakan luar yang berarti, tapi  perubahan batin yang nyata, perubahan yang memungkinkan bagi kita untuk hidup lebih penuh dalam cahaya Diri kita yang sebenarnya. Dikatakan oleh Abu said, “Dalam segala urusan, harapan harus dihilangkan. Bila engkau mengharapkan perilakumu menjadi cahaya bagi dirimu, kosongkan diri dari kehendak.”

Kesabaran dan kegigihan , sangat penting api tidakcukup untuk mengatasi tarikan ketidaksadaran. Pemimpi dapat saja tinggal di kolam, terantai oleh masa lalunya. Kita perlu kekuatan untuk membebaskan diri,mendobrak rantai, walaupun mereka luluh lantak pada saat peristiwa itu diselesaikan. Ketidaksadaran menutupi kita dengan lupa dan menolak pembebasan diri. Tapi, pejalan mempunyai alat lain yang lebih kuat, kekuatan pengingatan. Pengingatan pada Tuhan adalah jalan paling sederhana dan dinamis untuk membebaskan kita dari hambatan. Ketidaksadaran memiliki racunnya sendiri, tapi pengingatan adalah penawar setiap racun, kecuali kebutuhan akan Tuhan. Setiap mengingat, menghubungkan kita pada sifat keilahiyahan, dimana kata Katha Upanishad adalah ”Kekuatan tak terbatas, sumber setiap daya, tertajali sendiri sebagai hidup, memasuki ke hati.”

Mengingat Allah, mengingatkan bahwa kita hanya milikNya dan perlahan-lahan, hal itu merasuk dengan rasa pembebasan ini dan kekuatan untuk mencapainya. Pengingatan membangkitkan potensi sifat nyata kita, dari jiwa yang menunduk hanya pada Allah. Bagaimana kita menjadi korban situasi keduniaan padahal tercipta dengancitraNya dan milikNya? Kalau kita milik sang Pencipta, bagaimana kita terperangkap dalam ciptaanNya? Hanya bila Ia berkendak, dan saat kita berserah diri pada kehedakNya. Menyerahkan diri tidak sama dengan pasrah, menyerahkan diri pada takdir, sangat

berbeda dengan memainkan peran sebagai korban. Mengingat Tuhan akan memberi energi bagi kebutuhan jiwa terdalam, kebutuhan untuk membebaskan diri dari ikatan dunia ini dan kembali ke Rumah, kembali pada “rumah dari keinginan kita.” Kebutuhan ini sendiri, lebih besar daripada pola pengkondisian maupun setiap tarikan ketidaksadaran mana pun, karena kebutuhan ini menbawa stempel dari Maha Pencipta dan kehendak IlahiyahNya. Abu Said menjelaskan keutamaan dari kebutuhan untuk memenuhi usaha jiwa ini (dalam membebaskan diri dari kungkungan dunia ini): Ini bukanlah tugas yang menggapai kepuasan melalui kata-kata. Sampai engkau terpotong, darah tidak akan mengalir. Tugas ini hanya dapat selesai mealalui kebutuhan. Harus ada kebutuhan! Harus ada kebutuhan.

Pengingatan dan kebutuhan adalah alat paling kuat dalam mistis, karena mereka menghubungkan kita pada cinta-Nya bagi kita dan cinta kita padaNya. Dalam lingkaran cinta yang tertutup ini, tidak ada ruang bagi hal yang lain, karena tidak ada pola penolakan dan atau tarikan pada kelupaan. “Dia mencintainya dan mereka mencintaiNya.” Adalah dinamik eksistensi yang terkuat, karena ini adalah poros dunia, bingkai khusus dari ciptaan-Nya.

Pengingatan memberikan kembali kekuatan kita, milik martabat Diri. Ini sangat berbeda dari kekuatan ego yang menarik kita ke dalam konflik dan cengkeraman dualitas. Kekuatan Diri adalah kebebasan, adalah cinta, adalah sebuah cahaya yang menerangi kegelapan dari kelupaan dan ketidaktahuan kita. Kekutatan Diri membawa sebuah kualitas kesadaran yang tidak tertangkap dalam dualitas tapi merupakan hubungan langsung dengan kemanunggalan. Laku sederhana dalam mengingat Tuhan membawa energi ke kehidupan kita yang dapat membebaskan kita. Setiap kita mengingatNya, kekuatan kehadiranNya meningkat, sampai kita bisa hidup dalam kebebasanNya.

Pemimpi meninggalkan kolam sebagai ia yang tak berpakaian, tak mengenakan perhiasan dan rawan, tapi lingkungan seluruhnya telah berubah, terisi dengan cahaya yang berbeda. Lambat laun dia akan menyadari bahwa penjaranya adalah juga tempatnya dilahirkan kembali, bahwa melalui keterperangkapannya, dia memahami sifat kebebasan sebenarnya.

Setiap kali kita menangis dari kedalaman rasa sedih, Ia menjawabnya, tapi kita perlu membawa jawabannya ke dalam kehidupan kita, kita perlu untuk hidup dalam kebutuhanNya akan kita-“Sampai kau teriris, darah tak akan mengalir.” Perlahan-lahan, berangsur-angsur, hampir tak terasa, pengingatan kita menjelmakan jiwa, sebuah kekuatan yang membawa jejak kehendakNya. Kekuatan ini kini butuh untuk dihidupakan, tidak dengan ide abstrak, tapi hidup di darah, dalam keinginan atas apa yang benar. Dengan menghadapi kegelapan kita sendiri, kita bersiap-siap untuk telanjang, berdarah, dan disadarkan: Kita ini seperti malam, bayangannya bumi. Ia-lah sang Matahari, ia membelah malam terbuka,dengan sebuah pedang yang Direndam dalam dini hari Kita telah terbiasa menghubungkan antara kekuasan dan represi, sehinga sering berseberangan dengan kekuasaan. Kekuasaan menuntut seseorang yang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain. Tapi, itu adalah kekuasaan yang termanifestasikan dari ego, sementara kuasa Diri menjelmakan kebebasan dan kemenyeluruhan. Kekuasaan ini perlu, untuk mentajalikan dan hidup dengan integritas batiniah kita, integritas yang tidak menimbulkan konflik dan persaingan dengan lainnya, tapi semata-mata karena itu (kekuasaan) adalah itu. (kekuasaan tanpa tedeng aling-aling, lain dengan kekuasaan yang dihinggapi ego, yang menyebabakan konflik dan dualitas).


Buku: Circle Of Love

The Golden Sufi Center
THE CIRCLE OF LOVE
/

Pepatah Persia dalam kulit buku, dari Hafiz,
“Kita bukan datang ke pintu ini, mencari kebesaran dan kemenangan.”
Keluarlah dari lingkaran waktu Dan masuklah ke dalam lingkaran cinta Rumi
Apakah artinya kemapanan dalam kafilah
Bila setiap saat lonceng sang unta berbunyi, “Angkat muatan”?
Kegelapan malam, ombak yang menakutkan Pusaran air yang mencemaskan.
Bagaimana mereka tahu keadaan kita Mereka yang berjalan ringan di sepanjang pantai?
(Mereka yang tidak pernah menyelam ke kedalaman samudra)
/
DAYA KEKUATAN DAN KEHIDUPAN SPRITUAL I
KEKUATAN PENGINGATAN

Tidak ada komentar: