Laman

Senin, 20 Oktober 2014

PENGABDIAN DAN ARTINYA - Menurut Kehendak Allah SWT

Semua bergerak dan terjadi atas kehendak Allah. Dimana tempat kepribadianku dalam ciptaan Allah? Bagaimana definisinya? Dan apa yang memberiku kekuasaan untuk ikut campur? Setiap orang yang mengenal Allah dapat melihat bahwa semua yang terdapat di alam semesta ini diciptakan paling baik, dan tak mungkin ada yang lebih baik lagi.


Mereka mengatakan,” Situasi yang kami alami saat ini adalah yang paling baik dan sempurna,” dan,” Takdir Allah SWT besok akan mengubah apa yang ada hari ini dan menempatkan semua dalam posisi yang baru. Namun, ini tidak akan pernah lebih baik dari yang ada hari ini.”

Qur’an:
Setiap hari Ia bertindak dan melakukan tugas-Nya.
Kita harus membiarkan apa yang terjadi dan dikehendaki Allah SWT dan tidak mempertanyakan,” Kenapa begini?” atau “ Aku tidak setuju dengan hal ini.” Ini adalah atribut yang dimiliki syaitan, yang selalu mengatakan,” Kenapa” atau “Tidak”.

Kita mencoba yang terbaik seperti yang dikehendaki Allah. Seperti saat seorang tentara mengatakan kepada atasannya,” Sesuai kehendak Anda, Pak.” Namun, kita tidak memberikan penghargaan yang sama kepada Allah SWT. Tidak. Kita selalu melawan, mengajukan keberatan, menentang dan tidak menyetujui kehendak Allah.

Tingkatan pertama dari adab yang baik adalah untuk mengatakan,” Terserah yang Kau inginkan, ya Allah,” bahkan saat sesuatu yang tidak kamu senangi terjadi. Kamu tidak dapat melakukan apa pun atas hal itu. Demikian, adalah hal yang sia-sia untuk menentangnya. Adalah tidak mungkin untuk melawan kehendak Allah, dan seringkali kita mengetahui hal ini tetapi tetap bersikeras melawan kehendak-Nya.

Adab yang paling baik dari seorang hamba adalah mereka yang tidak pernah mengatakan ,” Tidak” dan mereka yang tidak pernah bertanya,” Mengapa ini terjadi?” Kamu mungkin dapat mengatakannya, tapi sebenarnya kamu mengetahui bahwa kamu berbicara kepada Dia yang memiliki kehendak di atas kehendakmu.

Jika kamu mengatakan,” Aku tidak menyukai terjadinya hal ini,” atau bertanya-tanya ,” Mengapa ini terjadi?” Ini berarti kamu lebih mengutamakan keinginanmu dan bukan keinginan-Nya!
Diri dan egomu ingin diistimewakan, yang merupakan sesuatu yang mustahil. Karena ego itu, kamu bertanya,” Kenapa?” Allah mengetahui mengapa sesuatu hal terjadi. Tapi kamu tidak dapat mempertanyakannya! Kamu adalah hamba-Nya dan Ia adalah Tuhanmu. Menerima dan tidak bertanya-tanya adalah langkah pertama menuju kebaikan. Jangan lupakan tanggung jawab dan kedudukanmu sebagai hamba dan umat-Nya.

Tarekat melatih kita untuk menjadi hamba Allah dan tidak bertanya-tanya,” Mengapa kamu melakukannya?” Ucapkan,” Ya Allah, lakukan apa yang Kau inginkan. Apa yang Kau hendaki, itulah yang terbaik bagiku.”

Melalui kebebasan yang tak terbatas, manusia kehilangan kualitas sebenarnya sebagai seorang hamba. Dan kebebasan tak terbatas ini menghilangkan semua adab baik dalam diri seorang hamba. Adapun adab terbaik adalah berserah diri kepada Allah SWT. Seorang hamba harus mengikuti keinginan, perintah dan peraturan Tuhannya. Jika kamu mengatakan,” Seperti yang Kau inginkan,” kamu akan memperoleh berkah terbesar dari Allah SWT dan Ia tidak akan pernah meninggalkanmu. Kamu akan terus merasa damai dan puas atas kehidupanmu. Kenapa kamu tidak mencobanya? Kamu harus menerima apa yang kau pikir tidak baik bagimu dan kau ingin ubah. (Lagipula kau tidak dapat mengubah keadaan itu).

Jagalah kepentingan Allah dan berikan penghargaanmu yang tertinggi kepada-Nya agar kamu tetap bahagia, sekarang dan sesudahnya. Semua yang dilakukan Allah SWT sudah sempurna, demikian juga dengan kehendak-Nya. Siapa yang bersikeras mengikuti kehendaknya harus pada ingat pada titik tertentu dan mengatakan,” Jika saja aku meninggalkan kehendak itu untuk Tuhanku.”

Sabarlah dan bersyukurlah saat kamu menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai. Tidak ada yang dapat berjalan sesuai keinginan kita. Itu adalah hal yang mustahil. Ada jutaan keinginan dan kehendak manusia. Namun, kehendak-Nya berada di atas kehendak kita semua. Adalah merupakan suatu kebodohan untuk berkeberatan atas kehendak Allah dan mengatakan,” Kenapa?” atau “Kenapa ini terjadi?”

Bagi hamba dari seorang raja, rajalah yang bertindak dan berkehendak. Bukan atas kehendak hamba itu sendiri. Hanya ada satu sultan. Mereka yang bangga atas dirinya akan mengatakan,” Mengapa ini ?” atau “ Kenapa ini terjadi?” Saat menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai secara pribadi, tanyalah dirimu sendiri, Siapa kamu? Dan Siapa yang ada dalam dirimu, egomu? Apa yang kamu lihat dalam bentuk fisikmu? dan Apa nilai di dalamnya? Tidak ada nilainya. Hanya tulang belulang. Siapa kamu? Kamu harus mengatakan,” Aku adalah hamba Allah SWT dan merupakan anak cucu Adam, keturunan Ibrahim dan umat Muhammad.”

Hadis
Saya ucapkan bahwa saya meyakini Allah SWT, kitab-kitab yang diturunkan-Nya, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan makhluk-makhluk yang diciptakan oleh-Nya, baik yang baik maupun buruk. Mulialah Allah.

Ini adalah identitas kita. Seorang muslim harus berserah diri kepada Tuhan-nya dan semua yang beriman harus beriman kepada apa yang diturunkan oleh-Nya. Inilah dasar pengabdian. Pada kehidupanmu, beberapa hal membuatmu gembira dan baik untukmu dan beberapa hal lainnya kamu tolak karena egomu. Berusahalah untuk jujur dan benar. Saat bertindak untuk Allah SWT, kau akan temukan ketenangan, kemudahan dan kebahagiaan.

Tuhan pemilik surga, jika melihatmu dan menemukanmu dengan sabar berjalan ke arah-Nya dan meminta berkah secara tulus dari-Nya, akan mulai menganugerahkanmu suatu berkah berupa kehadiran-Nya, yang akan membuatmu gembira dalam perjalananmu dan tidak lelah. Ini penting karena setiap hari, ada saja yang menguji kesabaranmu.

Saat kamu menghadapi sesuatu yang tidak kamu sukai, kamu harus singkirkan semua keluhan dan keberatanmu dan sabar dalam pengabdianmu kepada Allah. Ingatlah, setiap saat sesuatu terjadi bertentangan dengan kehendakmu, katakan,” Ya Allah, inilah kehendakmu. Aku berserah kepada-Mu. Aku salah sebelum apa yang kau hendaki terjadi karena telah bertanya-tanya tentang apa yang bertentangan dengan kehendak-Mu. Maafkan aku.”

Jika kamu mengetahui ini, tidak ada yang akan mengganggumu.
Dan, jangan mohon apa pun kepada Allah. Ini adalah sesuatu yang bodoh. Hanya Ia yang memiliki hak untuk melakukan sesuatu bagi hamba-Nya. Bukan berdasarkan pilihanmu, tetapi berdasarkan pilihan-Nya dan hanya pilihan-Nya. Kamu adalah hamba-Nya dan Ia adalah Tuhanmu. Bahkan jika itu surga atau neraka, bergembiralah atas penilaian-Nya. Allah tahu yang terbaik.

Ucapkan,” Ya Allah, maafkan aku karena telah melibatkan diri dalam sesuatu yang bukan untukku. Aku telah mencampuri sesuatu yang merupakan kekuasaan-Mu. Ya Tuhan, maafkan aku. Seperti yang Kau hendaki.

Kita harus malu karena telah membawa keinginan kita ke hadapan Allah SWT. Ini adalah adab yang sangat rendah. Dan kita selalu meminta imbalan balik dari Allah SWT untuk ibadah, tindakan baik atau pun pengabdian yang kita lakukan. Astagfirullah (Aku mohon ampun kepada-Mu, ya Allah). Tinggalkan itu karena Ia yang memutuskan. Kamu hanya meminta ampunan-Nya. Tak ada lagi. Dan ucapkan,” aku tidak berharga menjadi abdi-Mu.”

Ini adalah ajaran Naqshbandi. Ini adalah semangat dan spirit adab dan inti utama dari pengabdian.





Tidak ada komentar: