Laman

Jumat, 17 Oktober 2014

THE CIRCLE OF LOVE - (KELUPAAN~Satu satunya Kualitas Yang Dibutuhkan)


Pengingatan adalah inti tarikat. Sebelum jiwa datang ke dunia, ia bersumpah untuk mengingatNya, untuk bersaksi bahwa Ia adalah Tuhan. Ini adalah perjanjian primordial kita dan tugas salik adalah untuk menghormati perjanjian ini. Tugas pengingatan ini adalah substansi dari perjalanan. Mengingat adalah pembangkit pada tujuan terdalam kita, kerja untuk menyaksikanNya dan duniaNya.


Rumi berkata, ini adalah “Satu hal di dunia yang kau tidak boleh melupakannya.” Ada satu hal di dunia yang kau tidak boleh lupa. Kalau kau melupakan semuanya dan ingat ini, maka kau tak usah khawatir pada apa pun; tapi kalau kau ingat semuanya namun lupa hal ini, maka kau belum melakukan apa pun dalam hidupmu. Ini adalah seperti Raja mengirimmu ke suatu negeri untuk melaksanakan misi tertentu. Kau pergi ke negara itu, melakukan seratus macam pekerjaan, tapi bila tidak melakukan misi yang ditugaskan, ini seperti kau tidak melakukan apa pun. Semua manusia datang ke dunia untuk misi tertentu, dan misi itu adalah tujuan tunggal kita. Kalau kita tidak melaksanakannya maka kita belum melakukan apa pun.

Kini, kalau kau berkata, “Lihatlah, kalau pun aku belum melakukan misi ini, setidaknya aku telah melakukan yang seratus lainnya.” Itu tak akan berarti apa-apa. Kau tidak diciptakan untuk misi lainnya. Ini seperti kau membeli sebuah pedang India dari baja yang tak ternilai, yang biasanya ditemukan dalam perbendaharaan Raja, tapi menggunakannya hanya untuk menjagal daging, berkata, “Lihatlah, aku tidak membiarkan pedang ini tak berguna, aku menggunakannya untuk melakukan seribu pekerjaan.” Atau ini seperti kau menggunakan mangkuk emas untuk memasak daun singkong. Padahal, untuk sebutir emas dalam mangkuk itu, kau dapat membeli seratus kuali. Atau, ini seperti kau mengambil keris dengan baja kualitas terbaik dan mahal dan menggunakannya sebagai paku untuk menggantungkan lukisan murah, berkata, “Aku menggunakan keris ini untuk tujuan mulia. Setidaknya aku menggantungkan lukisan murah ini. Ketika kau menggantungakan lukisan dengan paku, kau hanya membutuhkan beberapa rupiah saja, tak usah menggunakan keris mahal. Kau lebih berharga dari dunia dan akhirat. Apa lagi yang dapat kukatan? Kau tidak tahu nilaimu sendiri. Jangan menjual dirimu sendiri dengan harga yang murah, Kau begitu berharga di mata Tuhan.

Ia adalah substansi keberadaan kita namun demikian, Ia tersembunyi dari kita. Ia begitu dekat dengan kita, dan begitu jauh; kita membutuhkanNya tapi kita melupakannya.  aktanya, bahwa kita melihat padaNya, bahwa kita mulai pencaharian, berarti Ia telah menanamkan kebutuhan untuk mengingatNya dalam diri kita. Ia membalikkan hati kita padaNya, Ia mengalirkan ini dengan cahaya pengingatan, sehingga kita mulai mencari. Ini merupakan awal kebahagiaan dari perjalanan. Kesulitannya adalah, bahwa kebahagiaan ini, cahaya Pengingatan ini, bukan dimiliki oleh ego, tapi milik jiwa. Jiwa ingat Tuhan, dan ego serta diri bawah kita menghijab kita dari pengingatan ini. Dari pengalaman tobat, atau membalikkan hati, daya cintaNya menembus hijab ego. Untuk beberapa saat, kita terangkat pada dimensi jiwa, dimana cintaNya untuk kita dan cinta kita padaNya berkilau nyata. Dalam keadaan ini, kita ingat; pecinta mengingat KekasihNya. Dan saat kita kembali pada ego; cahaya memudar, dan kita hanya tinggal dengan pengingatan dari pengingatan kita. Kerja kita, adalah mengangkat pengingatan ini, sebelum ia “memudar bersama cahaya sehari-hari.”

Pembangkitan pengingatan ini begitu manis, karena itu milik jiwa. Ia memberikan rasa akan sifat abadi kita, dari madu yang ada sebelum lebah. Tapi karena ini adalah milik jiwa, susah untuk menahannya saat kita kembali ke ego. Pengingatan pada Tuhan bukanlah milik ego atau pikiran. Ego tidak mengenal pra-keabadian; pikiran tidak dapat menangkap dimensi cahaya di atas cahaya. Jadi, kita dibiarkan terikat, diserbu dengan keragu-raguan. Apakah ini nyata? Apakah ini layak? Apakah aku diijinkan untuk hidup dalam mimpi ini? Lama setelah itu, ketika pikiran dan ego disinari oleh kehadiranNya, pertanyaan itu akan menghilang, larut. Tapi awalnya, pertanyaan itu sangat kuat, dan sangat muda mendistorsi pengalaman batin yang diberikan pada kita. Ini membawa kepadatan dunia ini dan kontradiksi dari diri bawah kita. Dia terlihat begitu subtansial dibandingkan dengan sentuhan cintaNya yang tak tesentuh.

Pikiran, ego dan hawa nafsu, membuat kita lupa; kita lupa akan misi kita untuk mengingat; tujuan tunggal kita. Kita tidak menilai atas apa yang telah diberikan; kita tidak mengenal nilai sebenarnya. Pecinta tersesat dalam cinta, sehingga kembali pada pola pikiran dan ego yang dikenalnya. Apakah kita dapat ingat tanpa daya kehadiranNya? RahnatNya akan membawa kita padaNya, tapi apakah kita terbuka pada rahmatNya? Pikiran dan ego menutup pintu, memisahkan kita dengan pengalaman yang telah diberikan pada kita. Daya kelupaan adalah untuk merayu kita untuk menetap pada apa yang selalu kita ketahui; dinding penjara pengkondisian kita, begitu nyaman dan menenangkan hati.


The Golden Sufi Center
THE CIRCLE OF LOVE


Jalan cinta bukanlah perdebatan yang tersembuyi.
Pintu menujunya adalah kesengsaraan.
Burung membuat lingkaran besar di udara untuk kebebasannya
Bagaimana mereka mempelajarinya?
Mereka jatuh dan jatuh, dan diberikan sayap.
(Rumi)

CIRCLE OF LOVE – VI
KELUPAAN

“Kelupaan adalah sifat Ilahiyah (Ibn Arabi)”
SATU-SATUNYA KUALITAS YANG DIBUTUHKAN

Tidak ada komentar: