Sekali lagi Nasrudin diundang Timur Lenk.
Nasrudin ingin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik
itu telah dimakan Nasrudin sebuah kakinya pagi itu. Setelah berpikir-pikir,
akhirnya Nasrudin membawa juga itik panggang berkaki satu itu menghadap Timur
Lenk.
Seperti yang kita harapkan, Timur Lenk bertanya
pada Nasrudin, "Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, Mullah
?"
"Memang di negeri ini itik-itik hanya
memiliki satu kaki. Kalau Anda tidak percaya, cobalah lihat di kolam."
Mereka berdua berjalan ke kolam. Di sana, banyak
itik berendam sambil mengangkat sebuah kakinya, sehingga nampak hanya berkaki
satu.
"Lihatlah," kata Nasrudin puas,
"Di sini itik hanya berkaki satu."
Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun
berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan
beterbangan.
Tapi Nasrudin tidak kehilangan akal.
"Subhanallah," katanya, "Bahkan itik pun takut pada keinginan
Anda. Barangkali kalau Anda meneriaki saya, saya akan ketakutan dan secara
reflek menggandakan kaki jadi empat dan kemudian terbang juga."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar